MENGETAHUI
SEJARAH AFRIKA SELATAN
DILIHAT
DARI ASPEK SDA, SDM,
PROSES
KEMERDEKAAN, DAN
HUBUNGANNYA
TERHADAP INDONESIA
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Sejarah Afrika
yang dibina oleh Najib Jauhari, S.Pd, M.Hum
Oleh :
Dwi Lidiawati
(130731615709)
![]() |
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
Oktober
2014
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI....................................................................................................... i
BAB
I PEMBAHASAN
1.1 Latar
Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 SDA dan SDM Afrika Selatan.................................................................. 3
2.2 Proses Kemerdekaan Afrika Selatan......................................................... 4
2.3 Hubungan Afrika Selatan Dengan Indonesia............................................ 8
BAB
III PENUTUP
3.1
Simpulan..................................................................................................... 10
3.2
Saran........................................................................................................... 11
Daftar
Rujukan................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Afrika adalah sebuah benua yang
terdiri dari berbagai macam perbedaan diantara negara-negaranya. Disana
terdapat perbedaan iklim, ras suku bangsa, tata kebudayaan, bahkan sejarah
kehidupan negaranya. Baik dalam kaitan kemerdekaan maupun asal-muasal suatu
negara. perbedaan Iklim dapat terlihat dengan adanya pembagian kawasan
disebelah paling utara dan paling selatan memiliki iklim yang dingin sehingga
suku bangsa atau penduduk pendukungnya berkulit putih, bahkan banyak orang-orang barat yang hidup
diwilayah ini. Terdapat wilayah yang dekat atau bahkan sebagai wilayah lewatan
dari garis katulistiwa yang beriklim sangat panas, sehingga orang yang hidup diwilayah
ini berkulit gelap. Dan terdapat wilayah yang tidak terlalu dekat dengan garis
katulistiwa, sehingga memiliki iklim yang sedang dan penduduk diwilayah ini
adalah berkulit hitam. Jadi menurut gambaran singkatnya bahwa wilayah dan
penduduk di benua Afrika dapat dibagi menjadi afrika hitam, afrika putih, dan
afrika gelap.
Mengenal sejarah Afrika dirasa
sangat perlu mengingat bahwa negara-negara di Afrika yang merdeka memegang
peranan penting dalam politik dunia. Proses kemerdekaan juga perlu dipelajari
karena negara-negara di Afrika menjadi salah satu wilayah yang dijadikan bangsa
barat sebagai wilayah untuk menerapkan kolonialisme dan imperialisme. Alasan
selanjutnya adalah karena kehidupan masa kini di negara-negara Afrika merupakan
keberlanjutan dari sejarah. Dalam melihat masa kini dapat menggunakan sejarah
sebagai takaran bagaimana negara-negara di Afrika dalam mengembangkan
negaranya.
Hampir seluruh wilayah dibenua di
Afrika pernah merasakan dijajah oleh bangsa barat. Menurut Soeratman (1974:5)
bahwa pada tahun 1976 baru 10,8% benua Afrika merupakan wilayah jajahan barat,
tetapi pada tahun 1900 jumlah tersebut naik menjadi 90,4%. Kemudian pada tahun
1912 hanya tinggal
negara Ethiopia dan Liberia saja yang masih dapat
mempertahankan kemerdekaannya.
Dalam makalah ini yang dibahas
adalah mengkhususkan sejarah negara Afrika Selatan, sehingga dapat memberikan
batasan pembahasan yang memudahkan penulis dalam membuat makalah ini. Mengingat
sejarah benua Afrika yang begitu banyak dan panjang. Makalah ini juga mencoba
menjawab bagaimana politik Apartheid dapat mempengaruhi Afrika selatan dalam
bidang politik, ekonomi, sosial-budaya. Afrika selatan merupakan suatu wilayah
yang penting. Karena mengandung sejarah yang bermakna. Dengan alasan itulah
penulis tertarik untuk menulis “Mengetahui
Sejarah Afrika Selatan Di Lihat Dari Aspek SDA, SDM, Proses Kemerdekaan, Dan
Hubungannya Terhadap Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di afrika selatan?
2. Bagaimana
proses kemerdekaan di Afrika Selatan?
3. Bagaimana
hubungan antara Afrika Selatan dan Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di afrika selatan
2. Mengetahui
proses kemerdekaan di Afrika Selatan
3. Mengetahui
hubungan antara Afrika Selatan dan Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Potensi SDA dan SDM Afrika Selatan
Afrika Selatan pada mulanya tidak dianggap
sebagai suatu wilayah yang penting bagi bangsa barat ataupun bangsa-bangsa
lainnya. Pandangan ini semakin tajam ketika terusan Zuez dibuka pada 1869,
namun pada tahun itu pula ditemukan kekayaan Afrika Selatan yang berupa Intan
yang sangat bernilai. Ada suatu daerah yang sangat kaya akan pertambangan intan
yaitu daerah Kimberley. Setelah adanya pertambangan-pertambangan yang berada di
daerah tersebut, mulailah daerah-daerah lain saling berlomba-lomba untuk datang
ke wilayah Afrika Selatan. Sumber daya alam di Afrika Selatan tidak hanya intan
saja, tetapi seiring berjalannya waktu yang digunakan oleh penambang-penambang
intan tersebut. Ditemukan pula sumber daya alam berupa emas. Ketika itu kaum
imperialis-kapitalis menemukan tambang emas di wilayah Witwaterstand. Hal
tersebut menarik perhatian Australia dan California juga untuk mengadu untung
di Afrika Selatan.
Pertambangan yang marak di Afrika
Selatan, baik pertambangan intan maupun pertambangan emas membuat bangsa Boer
yakni suku asli Afrika Selatan menjadi terpuruk dan menderita. Mereka merasa
tersaingi oleh kedatangan bangsa-bangsa lain. Mereka merasa tidak punya andil
di wilayahnya sendiri dan tekesan dikuasai oleh bangsa asing
Sumber daya manusia di Afrika Selatan
adalah sebagai tenaga kerja yang dimanfaatkan oleh kaum barat dalam melakukan
ekspansi imperialisme dan kapitalisme yang dijalankan di negeri-negeri jajahan.
Sumber daya alam yang melimpah tidak diimbangi dengan adanya sumber daya
manusia yang kompeten untuk mengolah dan mengurus sumber daya alam tersebut.
Suku Asli di Afrika Selatan adalah suku
Boer, suku ini pada umumnya berada disuatu daerah yang bernama Tranvaal. Adanya
bangsa-bangsa lain yang
saling
berlomba untuk mengeruk kekayaan di Afrika Selatan membuat suku bangsa asli ini
merasa terusik, bahkan merasa dirugikan. Suku Boer merasa menderita akibat
imperialisme yang dijalankan bangsa barat di tanah afrika selatan. Penderitaan
ini antara lain adalah mengenai pertambangan Intan di Kimberley, masalah jalan
kereta api, dan hak-hak kaum Uitlanders. Kaum
Uitlanders adalah golongan-golongan bangsa barat yang telah hidup sekian
lama hampir lima tahun di Afrika Selatan akibat dorongan ekonomi, yang
mengakibatkan muncul dorongan politik yang terjadi. Kepentingan ekonomi yang
berbuah kepada kepentingan politik ini ditunjukan dengan adanya tuntutan dari
kaum Uitlanders untuk diberi hak-hak dan kewajiban yang sama dengan penduduk
pribumi dalam hal politik, karena mereka merasa bahwa mereka telah lama hidup
dikawasan afrika selatan.
Sebelum munculnya peristiwa tersebut,
sebenernya bangsa pribumi telah ada rasa kekawatiran mengenai tuntutan
tersebut. Bahkan kekawatiran itu juga muncul dari presiden Tranvaal yakni
presiden Kruger. Akibat kekawatiran tersebut presiden Kruger sangat memerangi
kaum Uitlanders dan menerapkan pajak yang tinggi kepada kaum tersebut. Dan jika
kaum Uitlanders tersebut melakukan tuntutan yang dikawatirkan, maka kemungkinan
tuntutan tersebut untuk diterima sangat kecil sekali.
2.2 Proses Kemerdekaan
Afrika Selatan
Pada
tahun 1892 di Afrika Selatan muncul partai yang berhaluan imperialisme dengan
nama National Union, beranggotakan kaum industrialis (Suratman, 1974:99).
Partai ini adalah keberlanjutan dari tuntutan bangsa barat yang berada di
kawasan Afrika Selatan sekitar lima tahun lamanya. Tujuannya agar bangsa kulit
putih itu mendapatkan jaminan persamaan hak di Transvaal. Usaha yang dilakukan
oleh partai ini adalah dengan usaha secara perundingan atau secara
konstitusional. Usaha dengan cara baik-baik ini tidak mendapat hasil baik, dan
tidak ada titik temu dari kedua belah pihak. Sehingga muncul usaha kedua yaitu
dengan cara gencatan senjata. Pemberontakan pertama terjadi pada tahun 1895
berada di daerah Waterstand. Serangan lainnya terjadi secara tiba-tiba dari Dr
Jamesone yang merupakan administrate
Chartered Company di Rhodesia. Serangan ini berangkat dengan membawa 600
pasukan tentara berkuda (Suratman, 1974:99). Menyikapi masalah tersebut
presiden Kruger berdiri dibawah bendera Belanda. Tindakan praktisnya presiden
Kruger melakukan hal-hal yang keras seperti menangkap pemimpin-pemimpin kaum
Uitlanders, memasukan alat-alat meriam, senapan, ammunisi ke Negerinya, dan ia
juga bertindak sebagai seorang diktator. Dari tindakan-tindakan tersebut
membuahkan kemenangan bagi afrika selatan.
Kemenangan
yang diperoleh pihak Afrika Selatan tidak lantas membuat serangan-serangan
Inggris padam. Serangan-serangan dari Inggris selalu dilakukan. Dari serangan
itu akhirnya beberapa daerah demi daerah berhasil diduduki Inggris hingga
presiden Kruger melarikan diri dan mencoba meminta bantuan bangsa Eropa lain
untuk menandingi kekuatan Inggris, tetapi usaha yang dilakukan presiden Kruger
tidak berhasil. Tidak ada yang bersedia membantu Afrika Selatan, bahkan kaisar
Jerman pun yang selama ini bersimpati kepada presiden Kruger dan Afrika Selatan
juga tidak bersedia memberikan bantuan.
Pada
tahap selanjutnya Lord Kitchener merencanakan suatu sistem “Block House”. Kitchener membakar
perkampuangan orang-orang Boer dan akhirnya jendral-jendral Boer mengadakan
perundingan dengan bangsa Inggris yang menghasilkan perjanjian Vereeniging yang
berisi:
1.
Republik Tranvaal dan Orange Free
State diianeksikan pada Britis Empire;
2.
Orang-orang Boer menjadi
orang-orang Inggris. Mereka diberi janji akan mendapat uang guna membangun
kembali perkampungan mereka;
3.
Pemerintahan sendiri akan
diberikan secepat-cepatnya;
4.
Bahasa Belanda dan Inggris
diberikan di sekolah-sekolah dan dipakai di lapangan pengadilan (Soeratman,
1974:109).
Dari perjanjian Verediging ini,
bangsa Boer mengharapkan isi perjanjian pada poin yang ke-3 yaitu “pemerintahan
sendiri akan diberikan secepat-cepatnya”. Tetapi pada kenyataannya Inggris memberikan
respon bukan pembentukan pemerintahan sendiri melainkan sebuah gabungan atau
Uni. Pada tahun 1910 Louis Botha terpilih menjadi perdana menteri dan ibukota
Uni terletak di Cape Town.
Hingga terbentuknya Uni Afrika Selatan itu
orang-orang pribumi dan bangsa kulit putih tidak dapat menemukan persamaan,
karena dirasa terlalu banyak perbedaan yang dominan diantara keduanya. dari
Semua perbedaan yang ada yang paling menonjol adalah perbedaan warna kulit.
Bangsa Inggris adalah bangsa yang berkulit putih dan bangsa pribumi mayoritas
berkulit hitam atau bahkan berkulit gelap. Akibatnya mulai muncul suatu
diskriminasi diantara keduanya. Diskriminasi ini dalam bentuk perbedaan kulit
dapat menunjukkan perbedaan martabat, derajat. Kulit putih dianggap memiliki
derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berkulit hitam atau
berkulit gelap.
Masalah yang terjadi setelah terbentuknya Uni Afrika
Selatan sangat komplek. Soeratman (1974:346) mengungkapkan bahwa:
perbedaan antara
penduduk Inggris dan Afrika Selatan terutama dalam sikap, sikap orang Inggris
terhadap orang Afrikaner. Orang putih menghendaki pemisahan dalam masalah
sosial, tetapi integrasi dalam bidang ekonomi dan bersikap konservatif dalam
bidang politik. Kaum Afrikaner menghendaki pemisahan dalam bidang sosial, ekonomi,
maupun politik. Sikap putih yang berbahasa Inggris terhadap penduduk bumi putra
lebih pragmatis, tetapi tidak pasti. Sedang sikap orang-orang Afrikaner tegas
dan dogmatis.
Pada pemerintahan Dr. Malan diterapkan politik
Apartheid dan melepaskan Uni Afrika Selatan. Teori apartheid adalah
“separeteness”. Kegiatan awal yang diakibatkan oleh diterapkannya politik
apartheid adalah mendefinisikan mengenai ras. Ras didefinisikan sebagai
kelompok penduduk secara ilmiah yang berjumlah besar dimana anggota kelompok
itu memiliki sifat-sifat, watak-watak yang sama dan dibedakan dari sifat-sifat
yang dimiliki oleh kelompok lain (Soeratman,1974:373). Dr Eisilen seorang tokoh
yang pernah menulis karangan mengenai politik apartheid menganggap bahwasanya
anggapan rendah yang didapatkan kelompok kulit hitam itu tidak ilmiah, dan
hubungan master-servant itu tidak
jujur dan tidak dapat diterima.
Diharapkan konflik dan persaingan ras putih dan
penduduk bumi putra dapat dihindari setelah diterapkannya politik apartheid.
Ada beberapa anggapan mengenai politik apartheid antara lain yakni: apartheid
disebut sebagai pengasingan dibidang sosial, ekonomi, politik, dan seksual
berdasarkan ras.
Dr Malan yang pada saat itu menjabat sebagai perdana
menteri menyatakan belum siap menerapkan politik apartheid secara sempurna,
namun tindakan-tindakan yang dilakukan sudah menuju tindakan apartheid secara
sempurna. Tindak lanjut dari pemikiran apartheid adalah muncul berbagai
peraturan. Peraturan pertama adalah dilarang terjadi pernikahan diantara ras
kulit putih dan ras pribumi. Selanjutnya peraturan mengenai registrasi seluruh
penduduk. Peraturan ini berkaitan dengan jaminan pemisahan tempat kediaman.
Muncul pula peraturan mengenai pendidikan bagi kaum bumi putra. Dan
peraturan-peraturan lainnya sebagai bentuk pemisahan secara sempurna. Semenjak
adanya politik apartheid ini orang-orang Afrika selatan semakin merasa terjajah
dan terdiskriminasi secara total oleh bangsa asing yang berbahasa Inggris. Oleh
sebab itu muncul gerakan-gerakan yang berjiwa nasionalisme demi kemerdekaan
bangsa Afrika Selatan.
Bisa diketahui bahwa di Afrika menempuh proses
kemerdekaan yang berbeda-beda disetiap negara. di Afrika selatan para
nasionalisnya fokus pada masalah politik apartheid. Tokoh-tokoh tersebut yakni:
Nilson Mandela, Nadine Gordine, dan syekh Jusuf Al makasari. Nilson Mandela
adalah presiden berkulit hitam pertama yang ada di Afrika Selatan. Beliau
sangat menentang adanya penerapan politik Apartheid. Penentangan ini
ditunjukkan dengan melakukan gencaran senjata anti Apartheid. Nilson Mandela
ini lah tokoh pertama yang membarakan perlawanan senjata terhadap politik
Apartheid. Semakin Nilson melihat perlakuan kulit putih terhadap kulit hitam
membuatnya bergabung dalam organisasi ANC yakni African Nasionalis Congress.
Beliau aktif didalam organisasi tersebut, sehingga membuatnya sering keluar
masuk penjara. Hingga divonis hukum seumur hidup. Nilson Mandela memperoleh
kebebasan ketika pemerintahan presiden frederik willem de clerk. Setelah itulah
Nelson Mandela menjadi presiden di Afrika Selatan dengan melalui pemilihan
umum. Tindakan ketika ia telah menjadi presiden malah semakin berani dalam
memerangi politik apartheid. Beliau menyetarakan hak-hak antara kulit putih dan
kulit hitam. Nelson menjadi presiden selama lima tahun.
Pahlawan yang juga dari Indonesia adalah syekh Jusuf
Al Makasari. Beliau adalah pejuang dari Makasar yang pada awalnya sangat
memerangi Belanda yang ada di Nusantara. Berkat keberaniannya berjuang
didaerahnya yang pada saat itu bersama dengan pangeran Tirtayasa, Syekh Jusuf
Al Makasari kerap diasingkan atau dibuang di negara-negara lain, dan salah
satunya di Afrika selatan. Di afrika selatan di tempat pembuangannya beliau
tidak tinggal diam. Beliau menyebarkan agama islam dan memerangi yang namanya
politik apartheid. Sejak saat itulah syekh Jusuf Al makasari seorang dari
Nusantara yang dikenal di Afrika Selatan sebagai tokoh pelopor islam dan
pahlawan yang ada di Afrika Selatan. Hubungan syekh Jusuf Al makasari dengan
Nelson Mandela sangat akrab. Dan saling menghormati satu sama lain. Hubungan
itu masih kental walaupun Afrika Selatan telah merdeka.
Nadine Gordine adalah pejuang berjenis kelamin
wanita. Beliau mati-matian melawan adanya politik apartheid yang diterapkan di
Afrika Selatan. Nadine ini adalah seorang novelis afrika selatan dan penulis
cerita pendek. Ia melakukan penolakan sikap atas diterapkannya politik
apartheid dengan sebuah karya tulisan. Ia pernah memenangkan hadiah nobel untuk
karya sastra pada tahun 1991. Melihat keadaan di Afrika selatan yang terjadi
ketimpangan sosial dan politik antara kulit putih dan non-kulit putih Nadine
sangat tidak setuju dan melakukan perlawanan dari sistem yang diterapkan.
2.3 Hubungan Afrika Selatan dengan
Bangsa Indonesia
Hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan sangat
baik, hubungan baik itu telah ada semenjak dilaksanakannyya kogres nasional
Afrika (Africa National Kogres Cogress/ ANC). Hubungan Afrika Selatan dan Indonesia secara
resmi terjadi pada tanggal 12 Agustus 1994. Hubungan itu secara spesifik dapat
disebut sebagai hubungan deplomatik. Kunjungan-kunjungan antara keduanya juga
terjadi. Nelson Mandela yakni presiden berkulit hitam pertama sebanyak dua kali
terhitung berkunjung di Indonesia. Selama pemerintahan Soeharto hingga Megawati
kunjungan juga sering dilakukan. pasalnya Indonesia memiliki kedutaan besar di
Afrika Selatan dan Afrika Selatan memiliki kedutaan besar di Jakarta. Kedua
negara ini saling melakukan hubungan diberbagai bidang. Seperti hubungan
ekonomi yakni ekonomi besar G20, GNB, Negara Berkembang G20.. Hubungan keduanya
di konkretkan dengan dilakukannya perjanjian bilateral. Seperti persetujuan
perdagangan (trade agreement), MoU
Indonesia dengan provinsi Kwazalu Natal yang artinya Afrika Selatan tertarik
berinvestasi batu bara di Indonesia, mendirikan komunike bersama mengenai
komisi dagang bersama. Afrika merupakan benua yang menjanjikan dibidang
ekonomi. Indonesia dapat menaruh perhatian yang besar di benua tersebut
termasuk di negara Afrika Selatan. Afrika selatan dapat menjadi wilayah eksport
Indonesia sebagai wilayah alternatif mengingat pasar tradisional bagi Indonesia
di Amerika dan Eropa yang tidak menentu. Setelah dilihat kedekatan hubungan
Indonesia dan Afrika tersebut membuat kedua negara ini mempererat kedekatan
dengan membentuk FTA (free trade Area).
Negara
Afrika Selatan merupakan negara yang maju di benua Afrika, disana kaya akan
sumber daya alam seperti emas, intan. Ekonomi Afrika selatan dapat mendukung
peningkatan produk-produk eksport Indonesia. Produk ekspor Indonesia ke Afrika
Selatan adalah palm oil, produk yang terbuat dari plastik, alat mesin
elektronik, produks tekstil, produk terbuat dari batu, dan lain-lain.
Di negara Afrika selatan selain terdapat peluang di
bidang ekonomi, juga terdapat kesamaan di bidang politik. Kerjasama dibidang
politik yang dilakukan membuka peluang dibidang ekonomi, sehingga kedua
hubungan tersebut tidak dapat dipisahkan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Sumber
daya alam di Afrika Selatan sangat melimpah dan memiliki nilai yang tinggi
dalam hal keberhagaannya. Sumber daya alam yang pertama ditemukan adalah intan,
dan emas. Selanjutnya masih ada sumber daya alam lain yang ditemukan di Afrika
Selatan. Sember daya alam yang melimpah tersebut tidak didukung dengan sumber
daya manusia yang kompeten. Sehingga sumber daya manusianya hanya terbatas
untuk menjadi tenaga kerja saja. Hal tersebut menarik bangsa lain untuk
mengusai Afrika selatan, selain atas dorongan ekonomi pada awalnya mereka juga
terdorong dalam hal politik pada perkembangannya.
2. Adanya
proses kemerdekaan berarti adanya campur tangan dari bangsa asing di Afrika
Selatan. Pada mulanya penjajah didorong oleh faktor SDA yang berhubungan dengan
ekonomi. Setelah perkembangannya berubah menjadi penguasaan dari pihk asing.
Hal tersebut membuat Afrika Selatan menolak secara keras. Namun kekuatan
pribumi tidak terlalu kuat jika dibandingkan dengan kekuatan penjajah. Dan
selanjutnya maka Afrika Selatan malah terbentuk menjadi sebuah Uni Afrika
Selatan yang menjadi penggabungan dari rakyat pribumi dan kaum Uitlanders.
Setelah terbentuknya Uni masalah di Afrika Selatan tidak berhenti, timbul
politik baru yang dinamakan politik apartheid yakni politik pemisahan kulit
sebagai taraf derajat dan martabat orang di Afrika Selatan. Bagi orang yang
berkulit hitam memiliki derajat dan martabat yang rendah dan sebaliknya. Dari
politik itu muncul perlawanan dari berbagai macam tokoh, seperti Nilson
Mandela, Nadine Gordine, dan Syekh Jusuf Al
Makasari,
dan tokoh-tokoh lain yang berperan untuk memunculkan nasionalisme terhadap
Afrika selatan.
3. Hubungan
Indonesia dengan Afrika Selatan memang sejak awal sejarahnya sudah terjalin
dengan baik. Hal itu terbukti bahwa Syekh Jusuf Al Makasari dianggap sebagai
pahlawan di negara tersebut. Dalam perkembangannya hubungan itu dipererat
dengan partisipasi Indonesia dalam KAA dan berbagai kegiatan ekonomi dan
politik yang terjadi di antara keduanya. Kegiatan ekonomi lebih kepada
diplomasi perdagangan. Indonesia menjalin hubungan dengan menjadikan wilayah
Afrika selatan sebagai wilayah penerima produk-produk ekspor dari Indonesia.
Dan baru-baru ini keduanya melakukan hubungan kerja sama dibidang ekonomi dalam
kaitannya dengan investasi Afrika selatan di Indonesia dalam hal batu bara
dengan ditanda tanganinya perjanjian MoU.
3.2 Saran
Demikianlah hasil makalah yang kami
paparkan, apabila ada kekurangan atau kelebihan dalam pemaparan tersebut kami
mohon maaf. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan dan semoga hasil
makalah yang telah kami kerjakan sangat bermafaat bagi pembaca.
Daftar
Rujukan
Fage, J.D. 1978. A
History Of Africa. London: Great Britain At The Anchor Press Ltd
Murphy, J. E. 1969. Understanding Afrika. New York:United State Of Amerika
Soeratman, D. 1974. Sejarah Afrika. Yogyakarta: Ombak
Saraswati. 2008. Kerja Sama Bilateral Indonesia Afrika Dalam
Sektor Perdagangan Dan Ekonomi. (online) http://mahadewisaraswati.blogspot.com/2008/08/kerja-sama-bilateral-indonesia-afrika.html
diakses 11 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar