Selasa, 06 Oktober 2015

SEJARAH AFRIKA SELATAN



MENGETAHUI SEJARAH AFRIKA SELATAN
DILIHAT DARI ASPEK SDA, SDM,
PROSES KEMERDEKAAN, DAN
HUBUNGANNYA TERHADAP INDONESIA


MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Sejarah Afrika
yang dibina oleh Najib Jauhari, S.Pd, M.Hum




Oleh :
                                
Dwi Lidiawati
(130731615709)
                                
                                




Description: C:\Users\ACER\Pictures\FOTO UM\logo um.jpg
 















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Oktober 2014


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... i
BAB I PEMBAHASAN
1.1    Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2    Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3    Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  SDA dan SDM Afrika Selatan.................................................................. 3
2.2  Proses Kemerdekaan Afrika Selatan......................................................... 4
2.3  Hubungan Afrika Selatan Dengan Indonesia............................................ 8

BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan..................................................................................................... 10
3.2 Saran........................................................................................................... 11

Daftar Rujukan................................................................................................... 12












BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Afrika adalah sebuah benua yang terdiri dari berbagai macam perbedaan diantara negara-negaranya. Disana terdapat perbedaan iklim, ras suku bangsa, tata kebudayaan, bahkan sejarah kehidupan negaranya. Baik dalam kaitan kemerdekaan maupun asal-muasal suatu negara. perbedaan Iklim dapat terlihat dengan adanya pembagian kawasan disebelah paling utara dan paling selatan memiliki iklim yang dingin sehingga suku bangsa atau penduduk pendukungnya berkulit putih,  bahkan banyak orang-orang barat yang hidup diwilayah ini. Terdapat wilayah yang dekat atau bahkan sebagai wilayah lewatan dari garis katulistiwa yang beriklim sangat panas, sehingga orang yang hidup diwilayah ini berkulit gelap. Dan terdapat wilayah yang tidak terlalu dekat dengan garis katulistiwa, sehingga memiliki iklim yang sedang dan penduduk diwilayah ini adalah berkulit hitam. Jadi menurut gambaran singkatnya bahwa wilayah dan penduduk di benua Afrika dapat dibagi menjadi afrika hitam, afrika putih, dan afrika gelap.
Mengenal sejarah Afrika dirasa sangat perlu mengingat bahwa negara-negara di Afrika yang merdeka memegang peranan penting dalam politik dunia. Proses kemerdekaan juga perlu dipelajari karena negara-negara di Afrika menjadi salah satu wilayah yang dijadikan bangsa barat sebagai wilayah untuk menerapkan kolonialisme dan imperialisme. Alasan selanjutnya adalah karena kehidupan masa kini di negara-negara Afrika merupakan keberlanjutan dari sejarah. Dalam melihat masa kini dapat menggunakan sejarah sebagai takaran bagaimana negara-negara di Afrika dalam mengembangkan negaranya.
Hampir seluruh wilayah dibenua di Afrika pernah merasakan dijajah oleh bangsa barat. Menurut Soeratman (1974:5) bahwa pada tahun 1976 baru 10,8% benua Afrika merupakan wilayah jajahan barat, tetapi pada tahun 1900 jumlah tersebut naik menjadi 90,4%. Kemudian pada tahun 1912 hanya tinggal

negara Ethiopia dan Liberia saja yang masih dapat mempertahankan kemerdekaannya.
Dalam makalah ini yang dibahas adalah mengkhususkan sejarah negara Afrika Selatan, sehingga dapat memberikan batasan pembahasan yang memudahkan penulis dalam membuat makalah ini. Mengingat sejarah benua Afrika yang begitu banyak dan panjang. Makalah ini juga mencoba menjawab bagaimana politik Apartheid dapat mempengaruhi Afrika selatan dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya. Afrika selatan merupakan suatu wilayah yang penting. Karena mengandung sejarah yang bermakna. Dengan alasan itulah penulis tertarik untuk menulis “Mengetahui Sejarah Afrika Selatan Di Lihat Dari Aspek SDA, SDM, Proses Kemerdekaan, Dan Hubungannya Terhadap Indonesia”.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di afrika selatan?
2.      Bagaimana proses kemerdekaan di Afrika Selatan?
3.      Bagaimana hubungan antara Afrika Selatan dan Indonesia?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di afrika selatan
2.      Mengetahui proses kemerdekaan di Afrika Selatan
3.      Mengetahui hubungan antara Afrika Selatan dan Indonesia






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Potensi SDA dan SDM Afrika Selatan
Afrika Selatan pada mulanya tidak dianggap sebagai suatu wilayah yang penting bagi bangsa barat ataupun bangsa-bangsa lainnya. Pandangan ini semakin tajam ketika terusan Zuez dibuka pada 1869, namun pada tahun itu pula ditemukan kekayaan Afrika Selatan yang berupa Intan yang sangat bernilai. Ada suatu daerah yang sangat kaya akan pertambangan intan yaitu daerah Kimberley. Setelah adanya pertambangan-pertambangan yang berada di daerah tersebut, mulailah daerah-daerah lain saling berlomba-lomba untuk datang ke wilayah Afrika Selatan. Sumber daya alam di Afrika Selatan tidak hanya intan saja, tetapi seiring berjalannya waktu yang digunakan oleh penambang-penambang intan tersebut. Ditemukan pula sumber daya alam berupa emas. Ketika itu kaum imperialis-kapitalis menemukan tambang emas di wilayah Witwaterstand. Hal tersebut menarik perhatian Australia dan California juga untuk mengadu untung di Afrika Selatan.
Pertambangan yang marak di Afrika Selatan, baik pertambangan intan maupun pertambangan emas membuat bangsa Boer yakni suku asli Afrika Selatan menjadi terpuruk dan menderita. Mereka merasa tersaingi oleh kedatangan bangsa-bangsa lain. Mereka merasa tidak punya andil di wilayahnya sendiri dan tekesan dikuasai oleh bangsa asing
Sumber daya manusia di Afrika Selatan adalah sebagai tenaga kerja yang dimanfaatkan oleh kaum barat dalam melakukan ekspansi imperialisme dan kapitalisme yang dijalankan di negeri-negeri jajahan. Sumber daya alam yang melimpah tidak diimbangi dengan adanya sumber daya manusia yang kompeten untuk mengolah dan mengurus sumber daya alam tersebut.
Suku Asli di Afrika Selatan adalah suku Boer, suku ini pada umumnya berada disuatu daerah yang bernama Tranvaal. Adanya bangsa-bangsa lain yang

saling berlomba untuk mengeruk kekayaan di Afrika Selatan membuat suku bangsa asli ini merasa terusik, bahkan merasa dirugikan. Suku Boer merasa menderita akibat imperialisme yang dijalankan bangsa barat di tanah afrika selatan. Penderitaan ini antara lain adalah mengenai pertambangan Intan di Kimberley, masalah jalan kereta api, dan hak-hak kaum Uitlanders. Kaum  Uitlanders adalah golongan-golongan bangsa barat yang telah hidup sekian lama hampir lima tahun di Afrika Selatan akibat dorongan ekonomi, yang mengakibatkan muncul dorongan politik yang terjadi. Kepentingan ekonomi yang berbuah kepada kepentingan politik ini ditunjukan dengan adanya tuntutan dari kaum Uitlanders untuk diberi hak-hak dan kewajiban yang sama dengan penduduk pribumi dalam hal politik, karena mereka merasa bahwa mereka telah lama hidup dikawasan afrika selatan.
Sebelum munculnya peristiwa tersebut, sebenernya bangsa pribumi telah ada rasa kekawatiran mengenai tuntutan tersebut. Bahkan kekawatiran itu juga muncul dari presiden Tranvaal yakni presiden Kruger. Akibat kekawatiran tersebut presiden Kruger sangat memerangi kaum Uitlanders dan menerapkan pajak yang tinggi kepada kaum tersebut. Dan jika kaum Uitlanders tersebut melakukan tuntutan yang dikawatirkan, maka kemungkinan tuntutan tersebut untuk diterima sangat kecil sekali.

2.2 Proses Kemerdekaan Afrika Selatan
Pada tahun 1892 di Afrika Selatan muncul partai yang berhaluan imperialisme dengan nama National Union, beranggotakan kaum industrialis (Suratman, 1974:99). Partai ini adalah keberlanjutan dari tuntutan bangsa barat yang berada di kawasan Afrika Selatan sekitar lima tahun lamanya. Tujuannya agar bangsa kulit putih itu mendapatkan jaminan persamaan hak di Transvaal. Usaha yang dilakukan oleh partai ini adalah dengan usaha secara perundingan atau secara konstitusional. Usaha dengan cara baik-baik ini tidak mendapat hasil baik, dan tidak ada titik temu dari kedua belah pihak. Sehingga muncul usaha kedua yaitu dengan cara gencatan senjata. Pemberontakan pertama terjadi pada tahun 1895 berada di daerah Waterstand. Serangan lainnya terjadi secara tiba-tiba dari Dr Jamesone yang merupakan administrate Chartered Company di Rhodesia. Serangan ini berangkat dengan membawa 600 pasukan tentara berkuda (Suratman, 1974:99). Menyikapi masalah tersebut presiden Kruger berdiri dibawah bendera Belanda. Tindakan praktisnya presiden Kruger melakukan hal-hal yang keras seperti menangkap pemimpin-pemimpin kaum Uitlanders, memasukan alat-alat meriam, senapan, ammunisi ke Negerinya, dan ia juga bertindak sebagai seorang diktator. Dari tindakan-tindakan tersebut membuahkan kemenangan bagi afrika selatan.
Kemenangan yang diperoleh pihak Afrika Selatan tidak lantas membuat serangan-serangan Inggris padam. Serangan-serangan dari Inggris selalu dilakukan. Dari serangan itu akhirnya beberapa daerah demi daerah berhasil diduduki Inggris hingga presiden Kruger melarikan diri dan mencoba meminta bantuan bangsa Eropa lain untuk menandingi kekuatan Inggris, tetapi usaha yang dilakukan presiden Kruger tidak berhasil. Tidak ada yang bersedia membantu Afrika Selatan, bahkan kaisar Jerman pun yang selama ini bersimpati kepada presiden Kruger dan Afrika Selatan juga tidak bersedia memberikan bantuan.
Pada tahap selanjutnya Lord Kitchener merencanakan suatu sistem “Block House”. Kitchener membakar perkampuangan orang-orang Boer dan akhirnya jendral-jendral Boer mengadakan perundingan dengan bangsa Inggris yang menghasilkan perjanjian Vereeniging yang berisi:
1.    Republik Tranvaal dan Orange Free State diianeksikan pada Britis Empire;
2.    Orang-orang Boer menjadi orang-orang Inggris. Mereka diberi janji akan mendapat uang guna membangun kembali perkampungan mereka;
3.    Pemerintahan sendiri akan diberikan secepat-cepatnya;
4.    Bahasa Belanda dan Inggris diberikan di sekolah-sekolah dan dipakai di lapangan pengadilan (Soeratman, 1974:109).

Dari perjanjian Verediging ini, bangsa Boer mengharapkan isi perjanjian pada poin yang ke-3 yaitu “pemerintahan sendiri akan diberikan secepat-cepatnya”. Tetapi pada kenyataannya Inggris memberikan respon bukan pembentukan pemerintahan sendiri melainkan sebuah gabungan atau Uni. Pada tahun 1910 Louis Botha terpilih menjadi perdana menteri dan ibukota Uni terletak di Cape Town.
Hingga terbentuknya Uni Afrika Selatan itu orang-orang pribumi dan bangsa kulit putih tidak dapat menemukan persamaan, karena dirasa terlalu banyak perbedaan yang dominan diantara keduanya. dari Semua perbedaan yang ada yang paling menonjol adalah perbedaan warna kulit. Bangsa Inggris adalah bangsa yang berkulit putih dan bangsa pribumi mayoritas berkulit hitam atau bahkan berkulit gelap. Akibatnya mulai muncul suatu diskriminasi diantara keduanya. Diskriminasi ini dalam bentuk perbedaan kulit dapat menunjukkan perbedaan martabat, derajat. Kulit putih dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berkulit hitam atau berkulit gelap.
Masalah yang terjadi setelah terbentuknya Uni Afrika Selatan sangat komplek. Soeratman (1974:346) mengungkapkan bahwa:
perbedaan antara penduduk Inggris dan Afrika Selatan terutama dalam sikap, sikap orang Inggris terhadap orang Afrikaner. Orang putih menghendaki pemisahan dalam masalah sosial, tetapi integrasi dalam bidang ekonomi dan bersikap konservatif dalam bidang politik. Kaum Afrikaner menghendaki pemisahan dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Sikap putih yang berbahasa Inggris terhadap penduduk bumi putra lebih pragmatis, tetapi tidak pasti. Sedang sikap orang-orang Afrikaner tegas dan dogmatis.
Pada pemerintahan Dr. Malan diterapkan politik Apartheid dan melepaskan Uni Afrika Selatan. Teori apartheid adalah “separeteness”. Kegiatan awal yang diakibatkan oleh diterapkannya politik apartheid adalah mendefinisikan mengenai ras. Ras didefinisikan sebagai kelompok penduduk secara ilmiah yang berjumlah besar dimana anggota kelompok itu memiliki sifat-sifat, watak-watak yang sama dan dibedakan dari sifat-sifat yang dimiliki oleh kelompok lain (Soeratman,1974:373). Dr Eisilen seorang tokoh yang pernah menulis karangan mengenai politik apartheid menganggap bahwasanya anggapan rendah yang didapatkan kelompok kulit hitam itu tidak ilmiah, dan hubungan master-servant itu tidak jujur dan tidak dapat diterima.
Diharapkan konflik dan persaingan ras putih dan penduduk bumi putra dapat dihindari setelah diterapkannya politik apartheid. Ada beberapa anggapan mengenai politik apartheid antara lain yakni: apartheid disebut sebagai pengasingan dibidang sosial, ekonomi, politik, dan seksual berdasarkan ras.
Dr Malan yang pada saat itu menjabat sebagai perdana menteri menyatakan belum siap menerapkan politik apartheid secara sempurna, namun tindakan-tindakan yang dilakukan sudah menuju tindakan apartheid secara sempurna. Tindak lanjut dari pemikiran apartheid adalah muncul berbagai peraturan. Peraturan pertama adalah dilarang terjadi pernikahan diantara ras kulit putih dan ras pribumi. Selanjutnya peraturan mengenai registrasi seluruh penduduk. Peraturan ini berkaitan dengan jaminan pemisahan tempat kediaman. Muncul pula peraturan mengenai pendidikan bagi kaum bumi putra. Dan peraturan-peraturan lainnya sebagai bentuk pemisahan secara sempurna. Semenjak adanya politik apartheid ini orang-orang Afrika selatan semakin merasa terjajah dan terdiskriminasi secara total oleh bangsa asing yang berbahasa Inggris. Oleh sebab itu muncul gerakan-gerakan yang berjiwa nasionalisme demi kemerdekaan bangsa Afrika Selatan.
Bisa diketahui bahwa di Afrika menempuh proses kemerdekaan yang berbeda-beda disetiap negara. di Afrika selatan para nasionalisnya fokus pada masalah politik apartheid. Tokoh-tokoh tersebut yakni: Nilson Mandela, Nadine Gordine, dan syekh Jusuf Al makasari. Nilson Mandela adalah presiden berkulit hitam pertama yang ada di Afrika Selatan. Beliau sangat menentang adanya penerapan politik Apartheid. Penentangan ini ditunjukkan dengan melakukan gencaran senjata anti Apartheid. Nilson Mandela ini lah tokoh pertama yang membarakan perlawanan senjata terhadap politik Apartheid. Semakin Nilson melihat perlakuan kulit putih terhadap kulit hitam membuatnya bergabung dalam organisasi ANC yakni African Nasionalis Congress. Beliau aktif didalam organisasi tersebut, sehingga membuatnya sering keluar masuk penjara. Hingga divonis hukum seumur hidup. Nilson Mandela memperoleh kebebasan ketika pemerintahan presiden frederik willem de clerk. Setelah itulah Nelson Mandela menjadi presiden di Afrika Selatan dengan melalui pemilihan umum. Tindakan ketika ia telah menjadi presiden malah semakin berani dalam memerangi politik apartheid. Beliau menyetarakan hak-hak antara kulit putih dan kulit hitam. Nelson menjadi presiden selama lima tahun.
Pahlawan yang juga dari Indonesia adalah syekh Jusuf Al Makasari. Beliau adalah pejuang dari Makasar yang pada awalnya sangat memerangi Belanda yang ada di Nusantara. Berkat keberaniannya berjuang didaerahnya yang pada saat itu bersama dengan pangeran Tirtayasa, Syekh Jusuf Al Makasari kerap diasingkan atau dibuang di negara-negara lain, dan salah satunya di Afrika selatan. Di afrika selatan di tempat pembuangannya beliau tidak tinggal diam. Beliau menyebarkan agama islam dan memerangi yang namanya politik apartheid. Sejak saat itulah syekh Jusuf Al makasari seorang dari Nusantara yang dikenal di Afrika Selatan sebagai tokoh pelopor islam dan pahlawan yang ada di Afrika Selatan. Hubungan syekh Jusuf Al makasari dengan Nelson Mandela sangat akrab. Dan saling menghormati satu sama lain. Hubungan itu masih kental walaupun Afrika Selatan telah merdeka.
Nadine Gordine adalah pejuang berjenis kelamin wanita. Beliau mati-matian melawan adanya politik apartheid yang diterapkan di Afrika Selatan. Nadine ini adalah seorang novelis afrika selatan dan penulis cerita pendek. Ia melakukan penolakan sikap atas diterapkannya politik apartheid dengan sebuah karya tulisan. Ia pernah memenangkan hadiah nobel untuk karya sastra pada tahun 1991. Melihat keadaan di Afrika selatan yang terjadi ketimpangan sosial dan politik antara kulit putih dan non-kulit putih Nadine sangat tidak setuju dan melakukan perlawanan dari sistem yang diterapkan.
2.3 Hubungan Afrika Selatan dengan Bangsa Indonesia
Hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan sangat baik, hubungan baik itu telah ada semenjak dilaksanakannyya kogres nasional Afrika (Africa National Kogres Cogress/ ANC).  Hubungan Afrika Selatan dan Indonesia secara resmi terjadi pada tanggal 12 Agustus 1994. Hubungan itu secara spesifik dapat disebut sebagai hubungan deplomatik. Kunjungan-kunjungan antara keduanya juga terjadi. Nelson Mandela yakni presiden berkulit hitam pertama sebanyak dua kali terhitung berkunjung di Indonesia. Selama pemerintahan Soeharto hingga Megawati kunjungan juga sering dilakukan. pasalnya Indonesia memiliki kedutaan besar di Afrika Selatan dan Afrika Selatan memiliki kedutaan besar di Jakarta. Kedua negara ini saling melakukan hubungan diberbagai bidang. Seperti hubungan ekonomi yakni ekonomi besar G20, GNB, Negara Berkembang G20.. Hubungan keduanya di konkretkan dengan dilakukannya perjanjian bilateral. Seperti persetujuan perdagangan (trade agreement),  MoU Indonesia dengan provinsi Kwazalu Natal yang artinya Afrika Selatan tertarik berinvestasi batu bara di Indonesia, mendirikan komunike bersama mengenai komisi dagang bersama. Afrika merupakan benua yang menjanjikan dibidang ekonomi. Indonesia dapat menaruh perhatian yang besar di benua tersebut termasuk di negara Afrika Selatan. Afrika selatan dapat menjadi wilayah eksport Indonesia sebagai wilayah alternatif mengingat pasar tradisional bagi Indonesia di Amerika dan Eropa yang tidak menentu. Setelah dilihat kedekatan hubungan Indonesia dan Afrika tersebut membuat kedua negara ini mempererat kedekatan dengan membentuk FTA (free trade Area).
     Negara Afrika Selatan merupakan negara yang maju di benua Afrika, disana kaya akan sumber daya alam seperti emas, intan. Ekonomi Afrika selatan dapat mendukung peningkatan produk-produk eksport Indonesia. Produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan adalah palm oil, produk yang terbuat dari plastik, alat mesin elektronik, produks tekstil, produk terbuat dari batu, dan lain-lain.
Di negara Afrika selatan selain terdapat peluang di bidang ekonomi, juga terdapat kesamaan di bidang politik. Kerjasama dibidang politik yang dilakukan membuka peluang dibidang ekonomi, sehingga kedua hubungan tersebut tidak dapat dipisahkan.



BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
1.      Sumber daya alam di Afrika Selatan sangat melimpah dan memiliki nilai yang tinggi dalam hal keberhagaannya. Sumber daya alam yang pertama ditemukan adalah intan, dan emas. Selanjutnya masih ada sumber daya alam lain yang ditemukan di Afrika Selatan. Sember daya alam yang melimpah tersebut tidak didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten. Sehingga sumber daya manusianya hanya terbatas untuk menjadi tenaga kerja saja. Hal tersebut menarik bangsa lain untuk mengusai Afrika selatan, selain atas dorongan ekonomi pada awalnya mereka juga terdorong dalam hal politik pada perkembangannya.
2.      Adanya proses kemerdekaan berarti adanya campur tangan dari bangsa asing di Afrika Selatan. Pada mulanya penjajah didorong oleh faktor SDA yang berhubungan dengan ekonomi. Setelah perkembangannya berubah menjadi penguasaan dari pihk asing. Hal tersebut membuat Afrika Selatan menolak secara keras. Namun kekuatan pribumi tidak terlalu kuat jika dibandingkan dengan kekuatan penjajah. Dan selanjutnya maka Afrika Selatan malah terbentuk menjadi sebuah Uni Afrika Selatan yang menjadi penggabungan dari rakyat pribumi dan kaum Uitlanders. Setelah terbentuknya Uni masalah di Afrika Selatan tidak berhenti, timbul politik baru yang dinamakan politik apartheid yakni politik pemisahan kulit sebagai taraf derajat dan martabat orang di Afrika Selatan. Bagi orang yang berkulit hitam memiliki derajat dan martabat yang rendah dan sebaliknya. Dari politik itu muncul perlawanan dari berbagai macam tokoh, seperti Nilson Mandela, Nadine Gordine, dan Syekh Jusuf Al

Makasari, dan tokoh-tokoh lain yang berperan untuk memunculkan nasionalisme terhadap Afrika selatan.
3.      Hubungan Indonesia dengan Afrika Selatan memang sejak awal sejarahnya sudah terjalin dengan baik. Hal itu terbukti bahwa Syekh Jusuf Al Makasari dianggap sebagai pahlawan di negara tersebut. Dalam perkembangannya hubungan itu dipererat dengan partisipasi Indonesia dalam KAA dan berbagai kegiatan ekonomi dan politik yang terjadi di antara keduanya. Kegiatan ekonomi lebih kepada diplomasi perdagangan. Indonesia menjalin hubungan dengan menjadikan wilayah Afrika selatan sebagai wilayah penerima produk-produk ekspor dari Indonesia. Dan baru-baru ini keduanya melakukan hubungan kerja sama dibidang ekonomi dalam kaitannya dengan investasi Afrika selatan di Indonesia dalam hal batu bara dengan ditanda tanganinya perjanjian MoU.
3.2  Saran
Demikianlah hasil makalah yang kami paparkan, apabila ada kekurangan atau kelebihan dalam pemaparan tersebut kami mohon maaf. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan dan semoga hasil makalah yang telah kami kerjakan sangat bermafaat bagi pembaca.












Daftar Rujukan
Fage, J.D. 1978. A History Of Africa. London: Great Britain At The Anchor Press Ltd
Murphy, J. E. 1969. Understanding Afrika. New York:United State Of Amerika
Soeratman, D. 1974. Sejarah Afrika. Yogyakarta: Ombak
Saraswati. 2008. Kerja Sama Bilateral Indonesia Afrika Dalam Sektor Perdagangan Dan Ekonomi. (online) http://mahadewisaraswati.blogspot.com/2008/08/kerja-sama-bilateral-indonesia-afrika.html diakses 11 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar