Selasa, 06 Oktober 2015

PERKEMBANGAN INTELLEGENSI DAN BAKAT KHUSUS



PERKEMBANGAN INTELLEGENSI DAN BAKAT KHUSUS

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Perkembangan Peserta Didik
Yang dibina oleh Bapak Aditya N. Widiadi, M. Pd


Oleh
                        Danang Setiawan                     (130731607240)
                        Dwi Lidiawati                          (130731615709)
                        Fahad akbar                              (130731615707)
                        Hedda Wahyu Ruhaiyah          (130731615712)
                        Uzwanus Nur Rokhman           (130731607299)
Yana Armadhita                     (130731607248)


 









UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Maret 2014



UCAPAN TERIMAKASIH
            Puja dan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Intellegensi Dan Bakat Khusus” ini. Dalam makalah ini, penulis mencoba mengerjakan dengan semaksimal mungkin.
Ucapan terima kasih selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Aditya selaku dosen yang telah membimbing matakuliah Perkembangan Peserta Didik. Kemudian kepada semua pihak yang membimbing dan memberikanan pengarahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam makalah ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                         Malang, 01 Maret 2014
                                                            Penulis









DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................................. i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
1.3  Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Perkembangan Intelegensi Pada Remaja....................................................................... 3
2.2  Bakat khusus yang dimiliki remaja................................................................................ 6

BAB III PENUTUPAN
3.1 Simpulan........................................................................................................................ 9
3.2 Saran.............................................................................................................................. 10

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................... 11















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Semua orang pasti mengharapkan kepandaian, termasuk orang tua yang menyekolahkan anaknya pasti berkeinginan untuk supaya anaknya menjadi orang yang pandai dan sukses di kemudian hari. Kepandaian sering diartikan dengan nilai kuantitatif hasil akhir dari belajar. Nilai hasil akhir itu tidak berdasarkan kepandaian tetapi dalam dunia psikologi disebut dengan intelegensi. Karena nilai hasil akhir itu dipengaruhi oleh berbagai faktor diluar kepandaian yang dimiliki oleh si anak. Seperti: proses mengajar, lingkungan, hasras belajar anak, kreativitas, kerajinan dan ketekunan dan faktor-faktor lainnya. Perkembangan intelek sering juga dikenal di dunia psikologi maupun pendidikan dengan istilah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif manusia merupakan proses psikologis yang didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan mengunakan pengetahuan serta kegiatan mental seperti berfikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan persolan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan. Kecerdasan (intelegensi) individu berkembang sejalan dengan interaksi antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lainnya dan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya begitu juga dengan alamnya. Maka dengan itu individu mempunyai kemampuan untuk belajar dan meningkatkan potensi kecerdasan dasa yang dimiliki.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ada perbedaan individu yang satu dengan individu yang lain dalam tingkat kemampuan dan prestasi. Perbedaan individual tersebut juga disebabkan karena adanya perbedaan bakat yang dimiliki. Bakat tersebut berasal sejak lahir dan diperoleh dari pendidikan, dan hasil dari pelatihan atau pengalaman. Sebagai calon pendidik diperlukan pengetahuan dalam mengembangkan intelegensi maupun bakat khusus yang dimiliki remaja.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan intelengensi remaja?
2.      Bagaimana dengan bakat khusus yang dimiliki remaja, dan cara pengembangan bakat tersebut.


1.3  Tujuan
1.      Mengetahui perkembangan intelegensi remaja
2.      Mengetahui bakat khusus yang dimiliki remaja dan cara pengembangan bakat remaja tersebut



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Perkembangan Intelegensi Pada Remaja
Pengertian intelegensi menurut bahasa berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti menghubungkan atau menghubungkan satu sama lain (dalam Ari, Arori. Bimo Walgito, 1981). William Stern adalah salah satu pelopor dalam penelitian intelegensi. Dan william stern mengemukakan pendapat tentang pengertian intelegensi adalah kemampuan menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntukan baru (dalam Ari, Arori. Kartini, Kartono, 1984). Masih banyak ahli yang mengemukakan tentang pengertian intelegensi.  Pengertian intelegensi dalam bukunya Singgih Gunarsa yang berjudul Psikologi remaja (1991), (dalam Fatimah, 2008: 60,61) terdapat kumpulan pengertian intelegensi antara lain:
1.      intelegensi merupakan suatu kemampuan seseorang yang menginginkannya memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungan dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
2.      Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran tindakan.
3.      Intelegensi meliputi pengamalan dan kemampuan bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.
4.      William Steam mengemukakan bahwa intelegensi merupakan suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan penggunakan fungsi berpikir.
5.      Binet berpendapat bahwa intelegensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui keturunan, kemampuan yang diwarisi dan dimiliki sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu, lingkungan turut  berperan dalam pembentukan kemampuan intelegensi.
6.      Wechler (1958) merumuskan intelegensi sebagai “keseluruhan kemampuan individu dalam berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.


Intelegensi dan intelek mengandung unsur yang sama, sama-sama menggambarkan kemampuan seseorang berpikir dan bertindak. Perkembangan intelegensi menjadi perhatian di dunia psikologi maupun pendidikan yang dikenal dengan nama perkembangan kognitif.  Kemampuan kognitif meliputi proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan, serta kegiatan mental seperti berpikir, menimbang, mengamati, menginggat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan (Ali, Asrori,2012: 26). Menurut Terman, orang dapat dikatakan intelegen asalkan orang tersebut mampu berpikir absrak dengan baik.
Dengan uraian pengertian intelegensi diatas jika berbicara tentang intelek tidak jauh berbeda dengan intelegensi.  Intelegensi erat hubungannya dengan rasio. Semakin banyak rasio digunakan dalam bertindak, maka semakin berintelegensi perilaku tersebut.  Tingkat intelegensi dalam anak itu berbeda-beda. Anak yang berusia SD berbeda tingkat intelegensinya dengan anak yang berusia SMP, dan SMP juga akan berbeda tingkat intelegensinya dengan anak SMA, dan seterusnya.
Menurut Jean Piaget membagi intelek atau kognitif menjadi empat tahapan sebagai berikut:
1.      Tahap sensori-motoris
Tahap ini menurut Jean piaget terjadi pada anak usia 0 sampai dua tahun. Dalam perkembangan intelegensi usia ini sangat dominan adalah perkembangan sensori-motoris yang sangat jelas. Interaksi yang dilakukan dengan lingkungan dan orang-orang sekitar menggunakan perasaan dan otot. Anak mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan belajar mengkoordinasikan tindakan-tindakannya.
2.      Tahap Praoperasional
Tahap ini terjadi pada anak usia dua tahun sampai tujuh tahun. Pada tahap ini perkembangan intelegensi memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh intuitif. Jadi semua tingkah laku yang dilakukan itu dilakukan bukan berdasarkan pemikiran, tetapi lebih cenderung menggunakan perasaan, alamiah, sikap yang diperoleh dari orang-orang sekitar. Dalam tahap ini anak lebih bersikap egosentris, teguh dengan pandangannya sendiri dan sulit menerima pandangan dari orang lain.
3.      Tahap Operasional Konkret
Tahap ini terjadi pada anak usia tujuh tahun hingga sebelas tahun. Anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret sudah berkembang rasa ingin tahunya. interaksi dengan lingkungan dan orang-orang sekitar sudah mulai baik karena sikap egosentrisnya sudah berkurang dan lebih objektif dalam memandang berbagai hal. Pemikirannya masih konkret karena belum mampu menangkap hal yang abstrak.
4.      Tahap operasional formal
Tahap ini terjadi pada anak usia sebelas tahun keatas. Tahap ini anak telah mempu menghasilkan tindakan dari hasil pemikiran logis. Interaksi dengan lingkungan sangat luas. Anak telah mampu mengembangkan pemikiran formalnya. Mampu mencapai rasio dan logika dan dapat menggunakan pemikiran abstraksi.
Ukuran intelegensi ditentukan deng IQ (intelligence Quotient), tes IQ yang terkenal adalah tes Binet Simon. Untuk usia remaja IQ  dapat dihitung dengan seperangkat pertanyaan terdiri dari soal (hitungan, kata-kata, gambar-gambar), kemudian menghitung pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar dan dibandingkan dengan sebuah daftar ( yang dibuat berdasarkan penelitian yang dipercaya). Dapat diketahui nilai dalam angka IQ seseorang. Jika untuk usia anak-anak dapat dilakukan dengan memberikan suatu pekerjaan tertentu, menjawab pertanyaan tertentu. Daftar pekerjaan yang dilakukan anak dan pertanyaan yang dijawab oleh anak dengan benar dicocokan dengan usia anak.
Howard Gardner (1993, 1999) (dalam Sarwono, 2011: 93) menyatakan bahwa intelegensi itu bukan hanya satu, melainkan 7 atau 8. Setiap orang memiliki kekuatan atau kelebihan masing-masing, tetapi tidak mungkin pandai dalam segala bidang. Jenis-jenis intelegensi adalah sebagai berikut:
1.      Bodly-kinesthetic yaitu kecerdasan yang terkait dengan gerakan anggota tubuh.
2.      Interpersonal yaitu kecerdasan yang terkait dengan hubungan dengan orang lain. Peka terhadap perasaan, sifat, dan motivasi orang lain.
3.      Verbal-linguistic yaitu kemampuan yang terkait dengan kata-kata lisan maupun tertulis.
4.      Logical-mathematical yaitu bidang ini menyangkut logika, penggunaan akal, kemampuan abstraksi dan angka.
5.      Interpersonal yaitu kemampuan yang utama adalah introspeksi diri dan refleksi diri. Orang yang berintelegensi interpersonal yang tinggi biasanya tergolong introvert (mengerti kelemahan dan kelebihan diri sendiri, keunikan diri sendiri, dan paham terhadap dirinya sendiri).
6.      Visual-spatial yaitu terkait dengan kemampuan yang tinggi dalam mengambil keputusan dalam bidang penglihatan dan ruang.
7.      Musical yaitu kecerdasan musikal terkait dengan irama, musik, nada dan pendengaran.
8.      Naturalistik yaitu kaitannya dengan alam, baik pengenalan maupun pemeliharaan alam.  
Dimensi intelektual menurut Fatimah meliputi lima faktor, sebagai berikut:
1.faktor ingatan, yang mencakup: substansi, relasi, dan sistem
2. faktor ingatan yang mengenai pengenalan terhadap: keseluruhan informasi, golongan kelas, hubungan-hubungan, bentuk atau struktur, dan kesimpulan.
3. faktor evaluatif yang meliputi identitas, relasi-relasi, sistem, dan problem yang dihadapi.
4. faktor berfikir konvergen meliputi nama-nama, hubungan-hubungan, sistem-sistem, transformasi, dan implikasi-implikasi yang unik.
5. faktor berfikir divergen meliputi menghasilkan unit-unit.
Cara-cara untuk membantu perkembangan peserta didik dalam perkembangan intelegensi adalah dengan cara: pendidik menerima peserta didik secara positif, pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain, pendidik memberikan pengertian yaitu memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi.

2.2                   Bakat Khusus Yang Dimiliki Remaja
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut, karena sifatnya masih potensial atau laten, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan usaha pengembangan dan pelatihan secara sistematis. Bakat sering di samakan dengan kemampuan seseorang. Padahal kedua istilah tersebut adalah berbeda. Kemampuan itu adalah daya untuk melakukan sesuatu.
Pengertian bakat menurut William B. Michael (Fatimah,2008:70) menyatakan bahwa bakat adalah “an optitude may be defined as a person’s capacity hypothetical potentistl, for acquisition of a certain more or less well defined patern or behavior in the performance of a task respect to which the individual has llad little or no previous training.” (dalam ali, asrori. Conny semiawan, 1987) bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum, maupun yang bersifat khusus.  Istilah bakat khusus dan bakat umum, jika bakat umum adalah bakat yang bersifat umum. Biasanya berhubungan dengan kemampuan intelektual. Bakat umum sering disebut dengan istilah gifted. Dan anak yang memiliki bakat umum disebut gifted children. Sedangkan bakat khusus adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. contohnya bakat menari, bakat di akademik, seni drama, olahraga, melukis dan lain-lain. Bakat khusus digunakan untuk merealitaskan bakat yang dimiliki. Bakat khusus sering disebut dengan istilah talent, dan anak yang memiliki bakat khusus sering disebut talented children. Bakat khusus dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya atau faktor dari dalam dirinya sendiri adalah minat, motif berrprestasi, keberanian mengambil risiko, daya juang dalam mengatasi kesulitan, dan keuletan dalam menanggapi tantangan. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kesempatan yang maksimal, sarana dan prasarana, lingkungan tempat tinggal, pola asuh orang tua dan dukungan orang tua. Bakat khusus menurut chonny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan bakat khusus menjadi lima bidang:
1.      Bakat akademik khusus
2.      Bakat kreatif-produktif
3.      Bakat seni
4.      Bakat kinetik/psikomotorik, dan
5.      Bakat sosial
Bakat adalah kumpulan sifat, dan biasanya baru nampak ketika diberi kesempatan untuk mengembangkan, sehingga banyak anak yang tidak mengerti bakat yang ada pada dirinya sendiri. Bakat memerlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Jika telah dilakukan latihan, pengalaman, dan motivasi maka bakat tersebut akan menimbulkan prestasi. Sesorang yang berbakat belum tentu mencapai pada tingkat prestasi. Jika tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan secara maksimal, dan tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk merealisasikan bakat yang dimiliki.
Setiap anak pasti berbeda, begitu pula dalam hal bakat khusus. Setiap anak memiliki bakat khusus yang berbeda satu-sama lain. Perbedaan tersebut bisa dalam hal jenisnya dan pada kualitasnya. Contohnya misalnya dua orang saudara yang sulung memiliki bakat memainkan alat musik gitar sedangkan adik perempuannya memiliki bakat menari itu contoh dalam hal jenisnya. Sedangkan contoh dalam hal kualitas misalnya adik si sulung tadi memiliki bakat menari sedangkan teman sebangkunya juga memiliki bakat menari. Namun kemampuan temannya itu lebih unggul dari adik si sulung tersebut.
Anak berbakat menurut Renzuli adalah satu interaksi di antara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatan diatas kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi tehadap tugas-tugas dan krativitas yang tinggi. Karakteristik anak berbakat adalah sebagai berikut:
1.      Potensi
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak berbakat memiliki potensi yang unggul. Potensi disebabkan oleh faktor keturunan.
2.      Cara menghadapi masalah
Cara menghadapi masalah adalah ketelibatan seluruh aspes psikologi dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut.
3.      Prestasi
Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik, dan sosial.
Upaya pengembangan bakat khusu remaja agar dapat mewujudkan bakat yang dimiliki secara maksimal, memerlukan pendidikan khusus sesuai dengan bakat yang dimiliki. Program pendidikan tersebut biasanya dikenal dengan istilah program pendidikan berdiferensi. Selain pendidikan berdiferensi individu juga memerlukan dukungan dari lingkungan dengan memberi kesempatan seluas-luasnya, memberi dukungan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus tersebut.
Ada langkah khusus yang dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu, menurut Ali, Arori adalah sebagai berikut:
1.      Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
2.      Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
3.      Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.
4.      Mengembangkan program pendidikan berdeferensi di sekolah dan kurikulum berdiferensiasi pula guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada anak dan ramaja yang memiliki bakat Khusus.


BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
1. Intelegensi adalah kemampuan menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntukan baru (dalam Ari, Arori. Kartini, Kartono, 1984). Faktor yang memepengaruhi intelegensi adalah faktor hereditas dan faktor lingkungan. Menurut Jean Piaget membagi intelek atau kognitif menjadi empat tahapan sebagai berikut: Tahap sensori-motoris, Tahap Praoperasional, operasi konkret, dan oprasional formal.
Cara-cara untuk membantu perkembangan peserta didik dalam perkembangan intelegensi adalah dengan cara: pendidik menerima peserta didik secara positif, pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain, pendidik memberikan pengertian yaitu memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi.
2. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut, karena sifatnya masih potensial atau laten, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan usaha pengembangan dan pelatihan secara sistematis. Bakat dibedakan menjadi dua yaitu: bakat umum adalah bakat yang bersifat umum. Biasanya berhubungan dengan kemampuan intelektual. Dan bakat khusus adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Bakat khusus menurut chonny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan bakat khusus menjadi lima bidang:
1.      Bakat akademik khusus
2.      Bakat kreatif-produktif
3.      Bakat seni
4.      Bakat kinetik/psikomotorik, dan
5.      Bakat sosial
Anak berbakat menurut Renzuli adalah satu interaksi di antara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatan diatas kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi tehadap tugas-tugas dan krativitas yang tinggi. Karakteristik anak berbakat adalah sebagai berikut: potensi, cara menghadapi masalah, dan prestasi


Ada langkah khusus yang dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu, menurut Ali, Arori adalah sebagai berikut:
5.      Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
6.      Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
7.      Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.
8.      Mengembangkan program pendidikan berdeferensi di sekolah dan kurikulum berdiferensiasi pula guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada anak dan ramaja yang memiliki bakat Khusus.


3.2  Saran
Penulis memahami bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan  memiliki banyak sekali kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik.









 DAFTAR RUJUKAN

Ali, Mohammad, Asrori, Mohammad, 2012. Psikologi Remaja perkembangan peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara
Fatimah, Enung, 2008. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik), Jakarta: CV Pustaka Setia
Ralia, Dela, 2012, Pengembangan Diri dan Bimbingan Konseling. http://raliadea96.blogspot.com/2012/11/bakat.html (online) di akses pada 25 Pebruari 2014
Sarwono, W. Sarlito, 2011, Psikologi remaja, Jakarta: Rajawali Pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar