Perang
Cina-Jepang
Dari
Tahun 1910-1985
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Yuliati Dra.,M.Hum
Oleh
Dwi
Lidiawat (130731615709)
Fahmi
Nadzar (130731616736)
Pebri
Ramdani (130731615714)
Yoga
Wijaya
Zainal
Abidin
![]() |
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
September
2014
UCAPAN TERIMAKASIH
Puja
dan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perang Cina-Jepang 1 Pada Tahun 1894-1985
” ini. Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan sejarah pendidikan yang
ada pada masa Persia kuno, karena pada masa itu dapat disebut masa awal
munculnya pendidikan di persia.
Ucapan terima kasih
selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Yuliati yang telah
membimbing matakuliah Sejarah Asia Timur Kemudian kepada semua pihak yang
membimbing dan memberikanan pengarahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya
penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam makalah
ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang,
06 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ..........................................................................................................
2.2...........................................................................................................
2.3...........................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................
Daftar Rujukan......................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Cina merupakan
suatu negara yang telah mengaku sebagai negara yang paling maju diantara
negara-negara lain sejak dahulu. Negara ini menganggap bahwa kehidupan dan
kebudayaannyalah yang paling maju diantara negara-negara lainnya. Cina tidak
memerlukan negara ataupun kebudayaan lain dalam perkembangannya, namun ketika
jatuhnya Dinasti Manchu yaitu dinasti yang berasal dari orang Cina asli, lenyap
pula kemakmuran Cina yang selama ini dibangga-banggakan. Kehancuran Cina juga
dipicu akibat kalahnya Cina dalam peperangan melawan Jepang, sehingga banyak
rakyat yang sudah tidak menaruh kepercayaan terhadap pemerintahan Cina. Banyak
terjadi kekacauan-kekacauan baik di dalam kekaisaran dan diluar kekaisaran.
Didalam kekaisaran Cina terjadi kekacauan akibat perang saudara diantara
purta-putra kaisar dalam perebutan kekuasaan. Di dalam kekaisaran Cina juga
terjadi kekacauan akibat penguasaan dinasti Manchu rakyat Cina menjadi
menderita. Akibat-akibat itulah Cina mau tidak mau harus mengakui bahwa diluar
sana ada kehidupan dan kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kehidupan dan kebudayaannya. Setelah tahun-tahun selanjutnya Cina baru mulai
sedikit terbuka dengan dunia luar. Hal itu dibuktikan dengan adanya
ekspedisi-ekspedisi yang dilakukannya.
Sejarah negara yang terluas wilayah daratannya
itu adalah negara yang tertutup dengan dunia luar, hal itu mungkin dilakukan
karena Cina telah bangga dengan apa yang dimiliki dikehidupannya. Kebudayaan Cina lahirnya dinegeri Cina
sendiri; pengaruh dari luar sebenarnya hanya sedikit sekali (Daldjoeni, 1982:116).
Mereka menganggap kehidupannya telah makmur, memiliki dinasti yang besar,
kehidupan yang telah mapan dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan kehidupan
yang dianut Jepang, kehidupan Cina sangat berbanding terbalik. Jepang adalah negara yang terbuka dengan
dunia luar, kebudayaan yang sesuai dengan kehidupannya diambil atau diadopsi
dan diseleksi, kemudian disesuaikan dengan kebudayaan yang telah dimilikinya. Kebudayaan
Jepang memperlihatkan unsur-unsur kuno dan unsur-unsur baru. Orang Jepang
kreatif dan terbuka untuk modernisasi, akan tetapi ia sangat membanggakan
tradisi, cinta tanah air, nenek moyang dan lain-lain (Daldjoeni, 1982:135). Oleh
sebab itulah dalam perkembangannya Jepang lebih unggul dibandingkan Cina,
walaupun jika dibandingkan luas wilayahnya lebih sempit.
Jepang telah
bergerak beberapa langkah demi membentuk negara Jepang yang baru, kuat, dan
tidak bersifat tradisional. Atas dasar itulahlah Jepang melirik Korea untuk
dijadikan wilayah kekuasaannya. Sedangkan Cina ingin menghalangi Jepang karena alasan Korea adalah negara Vassal bagi
Cina (Agung, 2012:127). Dari sebab itu Cina dan Jepang mulai berseteru.
Akibatnya menyebabkan tumpahnya perang Cina-Jepang 1 yang terjadi pada tahun
1894-1895 M.
Dari penjelasan
itulah, maka kami ingin membahas perang Cina-Jepang yang merupakan perseteruan
negara sekawasan dan dianggap mempunyai kekuatan tidak terlalu jauh, karena
Cina telah maju pada kehidupan awal dan Jepang muncul sebagai negara maju yang memiliki
sifat negara modern.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
sebab-sebab yang mengakibatkan pecahnya perang Cina- Jepang 1?
2. ........
3. Bagaimana
keadaan setelah perang Cina-Jepang 1?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan pecahnya perang Cina-Jepang 1
2. .......
3. Untuk
mengetahui keadaan dari negara-negara atau akibat-akibat yang ditimbulkan
setelah perang Cina-Jepang
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Penyebab terjadinya perang Cina-Jepang
Kemajuan Jepang dalam bidang ekonomi dan
militer, membuat Jepang berambisi untuk melakukan ekspansi kenegara-negara
tetangganya. Jepang melakukan ekspansi ke Korea, Manchuria dan China. Di China, Jepang berhasil menguasai Manchuria (Machukuo) yang kemudian
menyebabkan Jepang keluar dari Liga
Bangsa-Bangsa. Ekspansi Jepang ke China memiliki beberapa alasan, yaitu : China merupakan negara maju yang memiliki budaya hampir menyamai Jepang.
Serta Perekonomian China pesat. Hal itu mengakibatkan masalah
Jepang dan Cina yang menyebabkan dominannya kemiliteran Jepang yang berada di
Cina. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1910.
Pada pembahasan selanjutnya pada tahun
1984 terjadi masalah kembali antara Cina dan Jepang yang sering disebut sebagai
perang Cina Jepang 1. Alasan peperangan itu secara umum adalah persaingan untuk
mendapatkan Korea. Cina sebagai negara Vassal dari Korea (Agung, 2012:127) dan jepang menginginkan Korea sebagai bagian
dari wilayahnya. Atas sebab itulah Cina dan Jepang berseteru. Korea adalah
negara yang dapat menghasilkan, karena alasan itulah menjadi incaran dari
negara-negara lain. Pasalnya Korea masih bersifat tradisional, mempunyai banyak
bahan mentah untuk industri, dan memiliki semenanjung Korea. Dalam menurut Leo
Agung penyebab umum perang Cina-Jepang 1 adalah sebagai berikut:
1. Korea
merupakan batu loncatan untuk memasuki Manchuria dan Cina serta daratan Asia
yang lain. Cina harus dihancurkan karena harus dihancurkan karena Cina telah
merampas kemerdekaan Korea dan menutup Korea bagi Jepang.
2. Korea akan dijadikan sebagai tempat
pemindahan sebagian penduduk Jepang yang telah padat
3. Korea kaya akan bahan mentah untuk industri,
sehingga menjadi daya penarik bagi Jepang untuk menguasainya.
Penyebab
secara khusus adalah dikawasan Korea terjadi pemberontakan. Pemberontakan itu
terjadi antara golongan konservatif dan golongan progresif (Agung, L,
2012:128). Golongan konservatif ini adalah golongan yang berideologi campuran
antara konfusianisme, toisme, dan budhisme. Dapat dilihat dengan adanya
ideologi itu bahwasanya golongan konservatif menggunakan moral sebagai dasar
kehidupan.Sedangkan golongan progresif adalah golongan yang menginginkan
kemajuan.
Kedua golongan ini saling meminta
bantuan. Bantuan berasal dari golongan konservatif meminta bantuan dari negara
Cina, karena Cinalah adalah negara yang dianggap sehaluan, mengingat Cina
adalah negara yang tradisi dan tata hidupnya mengarah dari moral (Daldjone,
1982:116). sedangkan golongan progresif meminta bantuan dari negara Jepang.
Akibat dari hal itu hubungan Cina dan Jepang memanas, diantara keadaan yang
genting itu muncul negara Rusia yang ikut campur untuk menengahi masalah
Cina-Jepang untuk menarik diri dari kawasan Korea.
2.2 Kemiliteran Jepang di China
Kecanggihan serta kemajuan Jepang dalam bidang ekonomi dan militer, membuat Jepang berambisi untuk melakukan ekspansi
kenegara-negara tetangganya. Jepang melakukan ekspansi ke Korea, Manchuria dan China. Di China, Jepang berhasil menguasai Manchuria (Machukuo) yang kemudian
menyebabkan Jepang keluar dari Liga
Bangsa-Bangsa. Ekspansi Jepang ke China memiliki beberapa alasan, yaitu : China merupakan negara maju yang memiliki budaya hampir menyamai Jepang.
Serta Perekonomian China pesat.
Andalan Jepang untuk
mencapai tujuan dalam mengatasi penentangan dari penduduk daerah
jajahannya adalah Kempeitai (semacam polisi rahasia). Aturan hukum Jepang
diberlakukan mulai 1910, sehingga kempeitai dapat bertindak bebas di China maupun didaerah jajahan Jepang lainnya. Dalam hal ini, kempeitai diberi
wewenang khusus dari kemiliteran Jepang. Ada kemungkinan bahwa Hirohito tidak mengetahui penyelewengan yang dilakukan militernya di
daerah jajahan, hal tersebut dikarenakan pusat kekaisaran berada di Tokyo,
sehingga pantauan terhadap militer sering tidak diketahui dengan pasti.
Seusai Jepang
berhasil menguasai China (Khususnya Nanking), Kempeitai dan militer Jepang
lainnya melakukan perampasan, perampokan hingga bahkan pemerkosaan dan pembantaian tanpa ada rasa belas kasihan. Terlepas dari ekspansi Jepang, Kempeitai bertindak semaunya.
“Hal ini dapat dibuktikan dengan dibukanya Rumah Hiburan yang pertama di
Nanking pada 1938, yang semula memakai istilah Comfort yang artinya hiburan
bagi orang-orang yang menderita” (R.P.Suyono.
2005.hal. 268).
Pada 7 Desember 1938, sebuah berita dimuat di
media The Japan Advertiser, memuat perlombaan pembunuhan. Media tersebut
menyebutkan target perlombaan memiliki batas 150. Pembunuhan besar-besaran
terjadi di Nanking, baik pembunuhan dengan pedang, bayonet maupun penguburan
hidup-hidup para orang China. The Japan Advertiser memuat berita bahwa pedang
Mulai rusak setelah digunakan untuk menganiyaya orang China. Selain itu, cara pembunuhan yang tidak kalah tragis dilakukan dengan
bayonet. Seorang korban diikat ditiang atau pohon terlebih dahulu serta menutup
matanya dengan kain. Setelah itu, serdadu yang bertugas mengeksekusi menusuk
jantung korban dengan bayonet sampai korbannya meninggal.
Tidak hanya pria saja yang mengalami kekerasan
sampai meregang nyawa ditangan prajurit Jepang, namun juga para wanita. “Kempeitai dan
prajurit militer Jepang lainnya melakukan pemerkosaan secara bergilir. Korban
perkosaan diperkirakan mencapai 20.000-80.000 wanita di Nanking. Korban
perkosaan prajurit militer dan kempeitai terdiri dari berbagai lapisan sosial,
bahkan para biarawati Buddha diantaranya diperkosa secara beramai-ramai sampai
meninggal.” (R.P.Suyono. 2005. hal. 272-273).
2.3 Dampak
Perang Cina Jepang I
Dalam
peperangan cina-jepang I, “perang berakhir dengan kemenangan di pihak Jepang
dan diakhiri dengan perjanjian Shimonoseki pada 17 April 1895” (Latourette
dalam Leo, 2012 : 70). Perjanjian tersebut berisi tentang pengakuan Cina
terhadap kemerdekaan Korea, Cina harus menyerahkan Taiwan, kepulauan
Pascadores, Semenanjung Liaotung dan sebagian Manchuria kepada Jepang, selain
itu Cina harus mengganti kerugian perang sebesar 200 Juta tael kepada jepang
dan Wei-hai-wei akan diduduki oleh jepang selama Cina belum mampu membayar
ganti kerugian perang.
Berkat
kemenangan Jepang atas Cina, Jepang menjadi negara besar dan memiliki pengaruh
besar di Korea dan Cina. Hal ini mengakibatkan prestise bangsa dan negara Cina
menurun selain itu, kekalahan ini sekaligus membuka kesempatan bagi
bangsa-bangsa Barat untuk menjadikan Cina sebagai daerah pengaruh mereka.
Dampak
Kekalahan Cina atas jepang telah membuat para golongan progresif di Cina
membuka mata, sehingga mereka bukan saja mengetahui bahwa Cina telah begitu
lemah sehingga kalah dalam perang melawan Jepang, melainkan mereka juga
mengetahui bahwa Jepang yang kecil itu telah menarik keuntungan dari Ilmu
pengetahuan Barat sehingga dapat memodernisasi diri hingga akhirnya dapat
memenangkan perang melawan Cina. Selain itu, adanya kekacauan di Cina mengenai
banyaknya peperangan yang kemudian diakhiri dengan perjanjian yang banyak
merugikan pihak Cina berdampak pada kesadaran rakyat Cina bahwa meluasnya
pengaruh bangsa-bangsa asing akan sangat membahayakan sehingga memicu
berkobarnya semangat nasionalisme Cina.
Daftar Rujukan
Agung, L. 2012. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Obak
Daldjoeni, 1982. Geografi Kesejarahan 1 Peradaban Dunia.Bandung: Alumni
Menzies, G. 2007. 1421 Saat Cina Menemukan Dunia. Jakarta: Pustaka Alvabet
Suyono.R.P.2005. Seks dan kekerasan pada Zaman
Kolonial. Jakarta:Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar