Jumat, 14 Februari 2014

kala plestosen prasejarah



KALA PLESTOSEN


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Prasejarah Indonesia
Yang dibina oleh Slamet sujud purnawan jati



Oleh
                    Dwi Lidiawati                       (130731615709)
                  
                                                               














UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
September 2013




DAFTAR ISI


DAFTAR  ISI ...................................................................................      i
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ................................................................      1
1.2  Rumusan Masalah ...........................................................       1
1.3  Tujuan .............................................................................       1

BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Peristiwa-peristiwa kala plestosen .....................................    2
            2.2 Keadaan alam di kala plestosen .........................................    2
            2.3 manusia dan fauna awal di kala plestosen .........................    3

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................      7
3.2 Saran.................................................................................      7    
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................  ii












BAB I
PENDAHULUAN


A.                Latar belakang
Sejarah alam semesta jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan sejarah manusia. Bumi belum dapat dihuni oleh manusia dan semua makhluk pada awal perkembangannya. Bumi masih sangat panas dan belum ada tanda-tanda kehidupan. Kala plestosen sangat penting bagi perkembangan kehidupan. Keadaan alam dengan berbagai peristiwa besar di zaman plestosen melatar belakangi kehidupan manusia.
Di dalam kala plestosen atau disebut juga masa diluvium adalah masa ketika manusia pertama kali hidup di bumi, dengan berbagai tantangan alam memaksa manusia untuk menyesuaikan diri dalam mempertahankan hidup, manusia yang lemah akan mati, dan manusia yang kuat akan tetap bertahan.
Kala plestosen adalah perkembangan bumi yang paling pesat, didalam perkembangan alam semesta, makhluk hidup mulai dapat hidup meskipun masih dalam keadaan yang genting.

B.                 Rumusan masalah
1.                   Hal apa saja yang terjadi pada kala plestosen?
2.                   Bagaimana keadaan alam pada kala plestosen?
3.                   Bagaimana keadaan manusia pertama yang hidup masa saat itu?
4.                   Fauna apa saja yang hidup kala plestosen?






C.                  Tujuan
Mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi kala plestosen, mengerti tanda-tanda kehidupan pertama yang dialami oleh makhluk pertama terutama manusia di alam semesta.
























BAB II
PEMBAHASAN

Menurut sejarah perkembangan bumi, kala plestosen adalah bagian awal dan paling singkat, tetapi menurut sejarah perkembangaan umat manusia, kala plestosen merupakan bagian yang paling tua. Kala plestosen terjadi kira-kira tiga juta tahun sampai 10.000 tahun sebelum masehi.Pada kala plestosen, situasi di dunia pada umumnya menunjukkan bahwa timbulan bawah laut dapat dikatakan mulai stabil dan susunan permukaan bumi sudah seperti bentuk sekarang, kecuali di beberapa tempat seperti di Indonesia. Di Indonesia masih berlangsung terus-menerus pembentukan kepulauan.
Pada kala plestosen keadaan alam semesta mulai menunjukkan tanda-tanda adanya kehidupan manusia, peristiwa-peristiwa yang besar juga sangat memengaruhi kehidupan manusia, seperti: glasiasi, perubahan iklim yang sangat signifikan, pasang surut air laut, naiknya daratan-daratan dari dasar laut karena gerakan endogen bumi, letusan-letusan gunung berapi (vulkanisme), timbul tenggelamnya sungai dan danau, intensitas cahaya dibumi, kedalaman samudera, arah tertiupnya angin. Gerakan pengangkatan (orogenesis), gerakan pengikisan (erosi).
             Glasiasi terjadi karena suhu udara dibumi mengalami penurunan sehingga gletser yang biasanya hanya ada di kutub-kutub telah meluas hingga terjadi penutupan oleh daratan-daratan es. Pada saat itu disebut masa glasial. Masa itu diselingi dengan masa interglasial yaitu pencairan es karena suhu bumi naik kembali pada suhu semula dan gletser-gletser menarik diri kearah pusat-pusatnya. Pada saat pembekuan es (glasial) didaerah kutub dan sekitarnya. Daerah tropis yang tidak terkena pelebaran es mungkin sekali terjadi musim hujan atau plavial dan pada saat terjadi pencairan es (interglasial) maka daerah tropis akan mengalami masa interpluvial atau musim kemarau.
Gerakan-gerakan pengangkatan akan memunculkan daratan-daratan baru dengan membentuk lapisan tanah dengan melipat, miring, berlekuk-lekuk atau berbukit-bukit. Aliran sungai hujan, hembusan angin, dan gletser akan mengikis tanah daratan dan pegunungan yang sudah terbentuk sebelumnya, dengan memindahkan berbagai macam batuan, kerikil, pasir, lumpur dan debu kedaerah sekitarnya yang lebih tendah.
Letusan gunung berapi melemparkan materi-materi yang ada seperti batu, kerikil, lava, lahar, dan abu untuk kemudian ditimbunkan di atas dataran atau laut yang ada disekitarnya. Gerakan dari dalam bumi (gerakan endogen) dan dari luar bumi (gerakan eksogen) memberi bentuk kepada muka bumi. Gerakan pengikisan yang terus-menerus tidak dapat mengimbangi gerakan pengangkatan dari dalam bumi yang begitu kuat.
Peristiwa-peristiwa besar tersebut secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan manusia dalam menyesuaikan dirinya menghadapi tantangan hidup yang sangat mengancam. Manusia kala itu masih dalam perkembangan bentuk fisik dan akal budinya. Belajar menghindari tantangan alam dan mencari makan dari alat-alat yang dibuat masih sangat sederhana.
Menurut para ilmuan pada zaman kwarter adalah zaman manusia mulai muncul untuk pertama kalinya dibumi. Meganthropus merupakan manusia yang paling primitif atau tertua. Megantropus paleojavanicus merupakan manusia purba raksasa tertua dari jawa. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald di sangiran antara tahun 1936-1941. Berdasarkan umurnya, fosil ini diperkirakan berumur 1-2 juta tahun yang lalu, makhluk purba ini memiliki ciri-ciri : badan tegap dengan tonjolan di belakang, tulang pipi tebal dengan tonjolan pula pada kening atau dahinya, manusia ini tidak berdagu, otot kunyah, gigi, rahang, besar dan kuat, biasanya jenis meganthropus hanya memakan tumbuh-tumbuhan.
Manusia  yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah pithecanthropus. Berasal dari asal katanya, yaitu pithekos yang berarti kera. Manusia ini hidup di kala plestosen bawah (gelasean dan calabrian) dan plestosen tengah (ionian). Genus ini memiliki anggota badan yang tegap, namun tidak setegap meganthropus, tinggi badanya sekitar 165-180 cm sudah seperti tinggi tubuh manusia, volume otak berkisar antara 750-1350 cc, tetapi kulit otak belum beigitu berkembang sehingga bagian bawah dan atas otak masih lebar, alat pengunyah dan alat penekuk sangat kuat, bentuk tonjolan kening tebal melintang dari dahi dari sisi ke sisi, bentuk hidung tebal, bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde, muka menonjol ke depan, dengan dahi miring ke belakang. Ada berbagai jenis pithecanthropus seperti pithecanthropus mojokertensis, pithecanthropus robustus, pithecanthropus erectus.
Selain manusia jenis meganthropus dan pithecanthropus ada manusia jenis homo. Fosil manusia homo sapien yang ditemukan di indonesia adalah homo soloensis dan homo wajakensis. Homo soloensis pertama kali di temukan di Ngandong (di tepi bengawan Solo) di temukan antara tahun 1931-1934. Homo wajakensis pertama kali ditemukan di campur darat (wajak) tulung agung jawa timur pada tahun 1889. Genus homo sudah mempunyai otak yang lebih besar, isinya antara 1000-2000 cc, kulit otaknya sudah berkembang lebih lanjut, alat-alat pengunyah lebih lanjut evolusinya : reduksi gigi, rahang dan otot-otot kunyah bertambah sehingga mulai terdapat dagu pada rahang bawah. Homo sapient baru muncul kira-kira 40.000 tahun yang lalu.
Zaman plestosen berlangsung lebih dari tiga juta tahun. Zaman plestosen dibagi menjadi tiga lapisan zaman, plestosen awal, plestosen tengah, plestosen akhir. Plestosen awal dikenal juga dengan plestosen bawah dan merupakan subdivisi awal atau terendah dari periode kwarter. Plestosem awal terdiri dari tahap gelasius dan calabria. Sebagian besar plestosen bawah berupa batu pasir, tufa dan tanah liat berwarna biru kehitam-hitaman. Di lapisan plestosen bawah ditemukan manusia purba jenis meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus modjokertensis, dan pithecanthropus robustus. Selain manusia purba pada plestosen bawah juga ditemukan fosil tulang-tulang dan geraham-geraham dari binatang menyusui. Fauna dari masa ini disebut fauna jetis dengan binatangnya seperti gajah, kerbau, sapi, rusa, menjangan, dan kuda air yang masih primitif.
Plestosen tengah juga disebut sebagai lapisan atau tanah trinil. Plestosen tengah secara lebih khusus disebut sebagai tahap ionia. Permukaan zaman plestosen tengah diperkirakan bersamaan dengan zaman es kedua (glasiasi yang kedua). Di lapisan inilah pithecanthropus ditemukan. Pithecanthropus adalah manusia kera berdiri tegak dari trinil. Jenis fauna yang ditemukan adalah beruang melayu, tapir, badak, rusa.
Plestosen atas atau plestosen akhir bersamaan waktunya dengan zaman glasial ketiga. Secara khusus plestosen akhir disebut dengan tahap terantian. Pithecanthropus dan hewan menyusui yang hidup pada zaman sebelumnya tidak dapat mempertahankan diri. Makhluk baru yang muncul adalah manusia jenis homo, seperti homo soloensis. Diperkirakan manusia homo soloensis adalah keturunan langsung dari pithecanthropus. Selain manusia tersebut juga ditemukan manusia jenis wajakensis. Dan fauna yang ditemukan adalah gajah dan kuda air.
Budaya di Indonesia pada kala plestosen yang pertama ditemukan berupa alat-alat batu jenis serpih bilah dan kapak-kapak perimbas serta beberapa alat dari tulang dan tanduk. Alat tersebut sebagai bukti kebudayaan pertama pada masa plestosen. Pembuatan alat-alat batu dan tulang dengan teknik pengerjaan yang sederhana tanpa menujukkan banyak kemajuan. Dilihat dari bentuknya alat-alat batu terutama bertujuan untuk mempersiapan makanan dari hewan hasil pemburuan (menguliti, memotong daging, dan membelah tulang). Ciri-ciri tertentu dari serpih batu sebagai perkakas manusia yaitu, memiliki dataran pemukul, kerucut pemukul, dan cacat penyerpihan. Alat serpih blah berguna sebagai pisau, penusuk, dll. Sedangkan alat-alat batu untuk mempersiapkan alat-alat yang dibuat dari kayu.
Dikala plestosen yang keseluruhannya berlangsung lebih dari 3 juta tahun. Manusia mengalami perkembangan jasmaniah maupun rohaniah yang sangat lambat. Pada akhir plestosen tampak adanya kegiatan spiritual yang makin meningkat. Kegiatan-kegiatan spiritual manusia plestosen di Indonesia belum dapat dibuktikan melalui temuan-temuan. Di Indonesia hanya dijumpai hasil-hasil tradisi pembuatan alat-alat batu dan tulang.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Di kala plestosen adalah zaman yang merupakan tanda-tanda adanya kehidupan manusia, terjadi banyak peristiwa besar yang mendukung adanya peradaban. Dengan berbagai tantangan alam yang ekstrem manusia pertama harus mampu bertahan seiring dengan perkembangan fisik dan akal budinya. Manusia pertama yang muncul di indonesia adalah manusia purba jenis meganthropus kemudian jenis pithecanthropus dan manusia purba jenis homo. Fauna-fauna yang mampu hidup pada kala plestosen adalah fauna-fauna dengan bentuk tubuh dan cara hidup yang primitif.


3.2 Saran
            Di harapkan setelah mengetahui kehidupa kala plestosen, kita mengerti dan memahami keadaan alam yang pertama kali di hadapi oleh manusia pertama. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang apa saja yang terjadi di kala plestosen.










DAFTAR RUJUKAN

Soejono, R.P.(dkk).1984. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: P.N. Balai Pustaka

___________, 1975. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: P.T. Grafitas

Fitri. 2009.  Keadaan alam kala plestosen-holosen (online). Sejarah-fitri.blogspot.com di akses 15 sep 2013
Ratih Prabandari.2011. Masyarakat Awal Indonesia (online). Battessian69.blogspot.com di akses 15 sep 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar