Minggu, 16 Februari 2014

kuliah semester 1 arkeologi




PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN KERAMIK INDONESIA
DI ZAMAN SEJARAH

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Arkeologi
Yang dibina oleh bapak Sujud Purnawan jati









oleh:
CiciSetiyowati
Chonita
DanangSetiawan
Dwi Lidiawati (130731615709)




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
Oktober 2013




DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Sejarah kebudayaan keramik................................................................. 3
2.2 Perkembangan cara pembuatan Keramik.................................................... 4
2.3 perkembangan bentuk-bentuk keramik....................................................... 5
2.4 perkembanan fungsi keramik...................................................................... 5
2.5 perkembangan ragam hias keramik............................................................. 5
2.6 perkembangan bahan keramik.................................................................... 5





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang

Keramikadalahsuatunama yang sekarangmulai popular di Indonesia. Apabilakitabilangkeramik, maka orang-orang sudahdapatmengetahuiapa yang dimaksud, meskipunnamakeramikituberasaldariEropa, yaitudariseorangYunani yang bernamaKeramos, seorangpembuatbarang-baranggerabahpadaabad XVII. MeskipundemikianEropabukanasalmuasalmunculnyakeramik.JauhsebelumNabi Isa lahir, yaitukira-kira 206 tahunsebelumtahunMasehi, Tiongkoksudahmulaimembuatbarang-barangkeramiksepertiguciuntukmenyimpan air. Dan mulaiberkembangpadazamandinasti Han abad X.
Samahalnya di Asia Tenggara khususnya Indonesia, kebudayaankeramiksudahmunculsejakzamanprasejarahyaitupadazamanneolithikum.Buktitelahterjadikebudayaankeramikpadazamaniniialahdenganditemukannyapecahan-pecahanperiukbelangga di bukit-bukitkerang.Bentuknyamasihsangatsederhanadankurangmenarik.Namundemekiankebudayaankeramikinitidakhilangbegitusaja, tetapi terusberkembanghinggazamansejarah (kerajaan) dansampaisekarang.
            Keramik dapat menunjukan kebudayaan tiap-tiap daerah, dengan keunikan dekorasi maupun seni yang ada di dalamnya. Bentuk dan cara pembuatan juga dapat menyimpulkan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat. Keramik selalu mengalami perkembangan dari yang sangat sederhana ke yang lebih sempurna. Untuk itu kami ingin mengidentifikasi sejarah dan perkembangan dari keramik. Baik perkembangan bentuk keramik, fungsi keramik, bahan keramik, dan cara pembakaran pada keramik.

B.     RumusanMasalah
1.      Bagaimanasejarahmunculnyakebudayaankeramik di Indonesia?
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keramik di Indonesia?
3.      Bagaimanaperkembangankeramikpadazamansejarah?

4.      Tujuan
Ditulisnyamakalahinibertujuanuntukmengetahuibagaimanatahapanmunculnyakebudayaankeramiksertaperkembangannya di zamansejarahdan proses pembuatannyasertakemanfaatanyapadazamanitu. Selain itu untuk Mengidentifikasi faktor-faktor yangmempengaruhi terjadinya perkembanganbentuk, fungsi, dan ragam hias pada keramik.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kebudayaan Keramik
Keramik menurut yumarta, Ruslani, Muslihat, Suhadi (1986: 10) menyatakan “keramik adalah segala macam bentuk yang dibuat dari tanah liat, setelah kering kemudian dibakar didinginkan sehingga menjadi keras. Sejarah keramik cukup panjang di Indonesia seperti sejarah keramik dinegara lain seperti, Cina, India, Jepang, Mesir, Meksico, dan di negara-negara lainnya. (Suwardono 2002:9), jadi Indonesia sudah tidak asing dengan kerajinan keramik karena keramik di Indonesia mulai dikenal sejak zaman neolitikum atau disebut juga zaman batu muda, yaitu ketika manusia-manusia purba sudah mulai menetap dan bercocok tanam, dan mengenal api beserta penggunaan api secara teratuur. diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM.
            Bukti sudah adanya adanya kebudayaan keramik di Indonesia adalah dengan ditemukannya pecahan-pecahan periuk belanga di bukit kulit kerang (kjokkenmonddinger). Meskipun hanya pecahan-pecahan kecil dan berkeping-keping namun dengan benda peninggalan tersebut  sudah ada bukti bahwa ada usaha untuk membuat suatu wadah dengan cara menekan benda keras pada saat tembikar atau keramik itu masih basah atau mentah. Di Indonesia sejak sebelum abad 1 masehi sudah ada keramik. Seperti gerabah, tembikar atau periuk belanga. Sejak sebelum zaman hindu sudah ada peninggalan tembikar, fungsi utama benda tersebut adalah dipergunakan untuk menyimpan mayat seperti di Irian, di pulau-pulau nusa tenggara dan Maluku. Menurut suwardono (2002: 10) menyatakan “dibukit-bukit pasir dan pesisir pantai selatan pulau jawa tepatnya antara Yogyakarta dan pacitan ditemukan pecahan-pecahan tembikar yang berhiaskan teraan anyaman atau tenunan seperti yang sekarang dihasilkan di (Sumba). Di daerah Melolo (Sumba) ditemukan periuk belanga yang berisikan tulang-tulang manusia.  Contoh lainnya yaitu peninggalan zaman Kerajaan Majapahit (abad 16 M) banyak di temukan bata-bata dan genteng dari tanah liat yang dibakar sebagai bahan bangunan, serta  benda-benda seperti celengan. Pecahan-pecahan tembikar juga ditemukan di situs Batujaya, di Karawang Jawa Barat. Perubahan dalam teknologi keramik terjadi ketika pemerintahan Belanda memanfaatkan kaolin dari pulau Bangka dan adanya penelitian keramik di bandung


            Keramik pada awalnya ditujukan pada pembuatan wadah-wadah yang digunakan untuk menyimpan biji-biji bahan makanan dan semacam dari itu. Pembentukannya masih sangat sederhana dengan dilakukan sepenuhnya dengan tangan. Mungkin dapat disamakan dengan pengrajin keramik daerah-daerah di Indonesia seperti: di Pulutan, kecamatan Remboken, Minahasa. Benda-benda tersebut masih kasar dan untuk memadatkan dan menghaluskan digunakan benda keras seperti papan. Diberi dekorasi yang sederhana dengan menekankan sebuah kayu berukir, menekankan tali, anyaman bambu, dari ikan lokan dan sebagainya pada bahan bakal keramik (keramik mentah) dan macam-macam dekorasi tersebut menunjukan sifat-siat zaman tertentu.
                        Di daerah lain sekitar Indonesia juga banyak ditemukan peninggalan-peninggalan prasejarah seperti di daerah Banyuwangi, kalapadua-Bogong, Serpong di Tanggerang Kelumpang Minanga di Sulawesi, Glimanuk Bali dan temuan pada waktu penggalian arkeologis di sekitar candi Borobudur, Triwulan Mojokerto dan di pasar ikan Jakarta. Di sekitar candi borobudur ditemukan peninggalan berupa jenis yang berbentuk mangkuk, pasu, kendi piring dan lampu. Relief candi borobudur banyak menunjuk pada motif wanita yang sedang mengambil air dari kolam dengan periuk bulat dan kendi.
2.2 Perkembangan cara pembuatan Keramik
Sesuai dengan kebutuhan manusia, keramik mengalami perkembangan dari abad ke abad secara evolusioner. Mulai dari bentuk,teknik pengolahan maupun teknik pembakaran.  Dahulu pembuatan keramik masih menggunakan tangan manusia dan pembakaran di lakukan hanya dengan menggunakan daun-daun atau ranting-ranting tanpa diberi glasir dan hanya cukup dengan pembakaran rendah dan bentuknya masih sangat sederhana. Pada perkembangan selanjutnya berbagai faktor turut menentukan kemajuan keramik diberbagai daerah. Faktor-faktor tersebut antara lain, mulai dari faktor keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran. Dari faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup merupakan pengaruh yang sangat dominan. Pada abad ke 3 atau 4 masehi keramik telah menunjukan perubahan yaitu telah menggunakan unsur estetika dalam pembuatannya. Contohnya Gambar tembikar  terdapat relief hiasan bangunan, dan patung-patung. Ini memberikan indikasi bahwa tradisi pembuatan benda keramik dengan teknologi sederhana telah lama berlangsung. Keramik terus mengalami perkembangan kedepannya, namun teknik pembuatan benda-benda keramik di Indonesia  oleh para ahli sejarah disebut “paddle and anvil technique” atau teknik tatap batu, suatu teknik pembuatan keramik tradisional yang saat ini masih dipergunakan di daerah-dareah di Indonesia. Seperti daerah Kalimantan. Daerah ini baru menghasilkan benda keramik dengan teknologi pembakaran tinggi mulai abad XIX.

2.3 perkembangan bentuk-bentuk keramik
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Awal dari bentuk-bentuk keramik di Indonesia adalah seperti periuk belanga. Buktinya dengan ditemukan serpihan-serpihan kecil dari keramik tersebut. Periuk belanga ini berupa kuali besar yang terbuat dari tanah yang digunakan untuk memasak.  Selanjutnya ditemukan sebuah Campuran abu tulang dan lempung yang dibentuk menjadi figurin perempuan atau binatang kemudian dibakar dalam sesuatu tempat yang bisa dikatakan sebagai tungku sederhana di sebuah dusun pada jaman batu. Perkembangan bentuk keramik lebih banyak berdasarkan fungsinya. Kemudian bentuk-bentuk keramik berkembang secara evolusioner dari abad ke abad.
2.4 perkembangan fungsi keramik
            Fungsi keramik dahulu adalah sebagai wadah-wadah biji-bijian atau bahan makanan, kebanyakan untuk keperluan dapur dan rumah tangga seperti tungkumasak, wajang, periuk, celengan,bunting-bunting dan dupa. Namun dahulu yang masyarakatnya memiliki aliran dinamisme yang mempercayai bahwa benda mati itu memiliki kekuatan magis tak terkecuali keramik, mereka mempercayai bahwa di dalam keramik terdapat roh hidup, jadi pada zaman dahulu keramik juga digunakan dalam unsur keagamaan, namun sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia, fungsi keramik tidak hanya sebagai wadah namun berkembang menjadi benda hias yang bernilai seni dan ekspresi.
2.5 perkembangan ragam hias keramik
Ragam hias tradisional itu terbatas, awalnya untuk menghias keramik adalah  dengan menekankan sebuah kayu berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada permukaan keramik (mentah) setelah selesai pembentukan.  Penerapan Kecenderungan estetika lebih dominan dibanding aspek fungsi  beragam motif local seperti contohnya  pada gerabah sangat kuat, seperti motiftoraja Perpaduan antara motif lokal,anyaman serat lontar, serta bahanlainnya, dengan berbagai motif.

 2.6 perkembangan bahan keramik
Pada masa awal di temukannya keramik, bahan pembuatan keramik adalah   menggunakan bahan baku dari lingkungan sekitarnya. maka pada masa kini perajin / seniman / kriyawan / pengusaha telah mendatangkan tanah hat dari daerah lain yang sesuai. Di samping itu, ada Unit-unit Pelayanan Teknis dari instansi pemerintah dan swasta yang melayani bahan baku keramik.















































BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa dalam perjalanannya yang panjang produk keramik, tidak hanya bersifat statis, melainkan mengalami berbagai perubahan baik dalam bentuk, teknologi bahan, garapan atau produksi, unsur estetika atau motif hias hingga distribusi maupun konsumsi. Sejarah keramik memberikan gambaran sederhana tentang keramik awal yang di temukan oleh manusia. Masih sederhana dalam konsep penggarapan, bahan yang digunakan, hiasan awal yang ditemukan dan teknologi pembakarannya. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mulai dari faktor keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran. Dari faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup merupakan pengaruh yang sangat dominan.

4.2        Saran

















DAFTAR RUJUKAN
Widodo, Rita, Suemitro, Pratopo. 1990. Kesinambungan Relief keramik. Jakarta: Depdikbud
Yumarta, Ruslani, Muslihat, Suhadi.1986. Keramik. Bandung: Angkasa
Suwardono, 2002. Mengenal keramik hias. Bandung: Margahayu Permai
Anton. 2012. Sekilas sejarah keramik Indonesia (online) keramikdalammuseum.blogspot.com/.../sekilas-sejarah... di akses tanggal 19 oktober 2013
Sejarah perkembangan keramik di Indonesia. 2010.(online) http://www.studiokeramik.org/2010/01/sejarah-keramik-di-indonesia.html diakses 18 oktober 2013
Razak. R.A. 1981. Industri keramik. Jakarta:Balai Pustaka
Sitorus. V, 2011. Sejarah Perkembangan Keramik (online)http://violinasitorus1991.blogspot.com/2011/10/sejarah-perkembangan-keramik.html diakses 18 oktober 2013








Tidak ada komentar:

Posting Komentar