PERKEMBANGAN
KEBUDAYAAN KERAMIK INDONESIA
DI
ZAMAN SEJARAH
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Arkeologi
Yang dibina oleh bapak Sujud Purnawan jati

oleh:
CiciSetiyowati
Chonita
DanangSetiawan
Dwi
Lidiawati (130731615709)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
Oktober
2013
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Sejarah kebudayaan keramik................................................................. 3
2.2 Perkembangan cara pembuatan
Keramik.................................................... 4
2.3
perkembangan bentuk-bentuk keramik....................................................... 5
2.4
perkembanan fungsi keramik...................................................................... 5
2.5
perkembangan ragam hias keramik............................................................. 5
2.6
perkembangan bahan keramik.................................................................... 5
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Keramikadalahsuatunama yang
sekarangmulai popular di Indonesia. Apabilakitabilangkeramik, maka orang-orang
sudahdapatmengetahuiapa yang dimaksud, meskipunnamakeramikituberasaldariEropa,
yaitudariseorangYunani yang bernamaKeramos, seorangpembuatbarang-baranggerabahpadaabad
XVII. MeskipundemikianEropabukanasalmuasalmunculnyakeramik.JauhsebelumNabi Isa
lahir, yaitukira-kira 206 tahunsebelumtahunMasehi,
Tiongkoksudahmulaimembuatbarang-barangkeramiksepertiguciuntukmenyimpan air. Dan
mulaiberkembangpadazamandinasti Han abad X.
Samahalnya di Asia Tenggara
khususnya Indonesia, kebudayaankeramiksudahmunculsejakzamanprasejarahyaitupadazamanneolithikum.Buktitelahterjadikebudayaankeramikpadazamaniniialahdenganditemukannyapecahan-pecahanperiukbelangga
di bukit-bukitkerang.Bentuknyamasihsangatsederhanadankurangmenarik.Namundemekiankebudayaankeramikinitidakhilangbegitusaja,
tetapi terusberkembanghinggazamansejarah (kerajaan)
dansampaisekarang.
Keramik dapat menunjukan kebudayaan
tiap-tiap daerah, dengan keunikan dekorasi maupun seni yang ada di dalamnya.
Bentuk dan cara pembuatan juga dapat menyimpulkan perkembangan kebudayaan suatu
masyarakat. Keramik selalu mengalami perkembangan dari yang sangat sederhana ke
yang lebih sempurna. Untuk itu kami ingin mengidentifikasi sejarah dan
perkembangan dari keramik. Baik perkembangan bentuk keramik, fungsi keramik,
bahan keramik, dan cara pembakaran pada keramik.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimanasejarahmunculnyakebudayaankeramik
di Indonesia?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keramik di
Indonesia?
3. Bagaimanaperkembangankeramikpadazamansejarah?
4. Tujuan
Ditulisnyamakalahinibertujuanuntukmengetahuibagaimanatahapanmunculnyakebudayaankeramiksertaperkembangannya
di zamansejarahdan proses pembuatannyasertakemanfaatanyapadazamanitu. Selain itu untuk Mengidentifikasi
faktor-faktor yangmempengaruhi terjadinya perkembanganbentuk, fungsi, dan ragam
hias pada keramik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Kebudayaan Keramik
Keramik
menurut yumarta, Ruslani, Muslihat, Suhadi (1986: 10) menyatakan “keramik
adalah segala macam bentuk yang dibuat dari tanah liat, setelah kering kemudian
dibakar didinginkan sehingga menjadi keras. Sejarah keramik cukup panjang di
Indonesia seperti sejarah keramik dinegara lain seperti, Cina, India, Jepang,
Mesir, Meksico, dan di negara-negara lainnya. (Suwardono 2002:9), jadi
Indonesia sudah tidak asing dengan kerajinan keramik karena keramik di Indonesia
mulai dikenal sejak zaman neolitikum atau disebut juga zaman batu muda, yaitu
ketika manusia-manusia purba sudah mulai menetap dan bercocok tanam, dan
mengenal api beserta penggunaan api secara teratuur. diperkirakan rentang
waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM.
Bukti
sudah adanya adanya kebudayaan keramik di Indonesia adalah dengan ditemukannya
pecahan-pecahan periuk belanga di bukit kulit kerang (kjokkenmonddinger).
Meskipun hanya pecahan-pecahan kecil dan berkeping-keping namun dengan benda
peninggalan tersebut sudah ada bukti
bahwa ada usaha untuk membuat suatu wadah dengan cara menekan benda keras pada
saat tembikar atau keramik itu masih basah atau mentah. Di Indonesia sejak
sebelum abad 1 masehi sudah ada keramik. Seperti gerabah, tembikar atau periuk
belanga. Sejak sebelum zaman hindu sudah
ada peninggalan tembikar, fungsi utama benda tersebut adalah dipergunakan untuk
menyimpan mayat seperti di Irian, di pulau-pulau nusa tenggara dan Maluku.
Menurut suwardono (2002: 10) menyatakan “dibukit-bukit pasir dan pesisir pantai
selatan pulau jawa tepatnya antara Yogyakarta dan pacitan ditemukan
pecahan-pecahan tembikar yang berhiaskan teraan anyaman atau tenunan seperti
yang sekarang dihasilkan di (Sumba). Di daerah Melolo (Sumba) ditemukan periuk
belanga yang berisikan tulang-tulang manusia. Contoh lainnya yaitu
peninggalan zaman Kerajaan Majapahit (abad 16 M) banyak di temukan bata-bata
dan genteng dari tanah liat yang dibakar sebagai bahan bangunan, serta benda-benda seperti celengan. Pecahan-pecahan
tembikar juga ditemukan di situs Batujaya, di Karawang Jawa Barat. Perubahan dalam teknologi keramik terjadi ketika
pemerintahan Belanda memanfaatkan kaolin dari pulau Bangka dan adanya
penelitian keramik di bandung
Keramik
pada awalnya ditujukan pada pembuatan wadah-wadah yang digunakan untuk
menyimpan biji-biji bahan makanan dan semacam dari itu. Pembentukannya masih
sangat sederhana dengan dilakukan sepenuhnya dengan tangan. Mungkin dapat
disamakan dengan pengrajin keramik daerah-daerah di Indonesia seperti: di
Pulutan, kecamatan Remboken, Minahasa. Benda-benda tersebut masih kasar dan
untuk memadatkan dan menghaluskan digunakan benda keras seperti papan. Diberi
dekorasi yang sederhana dengan menekankan sebuah kayu berukir, menekankan tali,
anyaman bambu, dari ikan lokan dan sebagainya pada bahan bakal keramik (keramik
mentah) dan macam-macam dekorasi tersebut menunjukan sifat-siat zaman tertentu.
Di
daerah lain sekitar Indonesia juga banyak ditemukan peninggalan-peninggalan
prasejarah seperti di daerah Banyuwangi, kalapadua-Bogong, Serpong di
Tanggerang Kelumpang Minanga di Sulawesi, Glimanuk Bali dan temuan pada waktu
penggalian arkeologis di sekitar candi Borobudur, Triwulan Mojokerto dan di
pasar ikan Jakarta. Di sekitar candi borobudur ditemukan peninggalan berupa
jenis yang berbentuk mangkuk, pasu, kendi piring dan lampu. Relief candi
borobudur banyak menunjuk pada motif wanita yang sedang mengambil air dari
kolam dengan periuk bulat dan kendi.
2.2 Perkembangan cara pembuatan
Keramik
Sesuai
dengan kebutuhan manusia, keramik mengalami perkembangan dari abad ke abad
secara evolusioner. Mulai dari bentuk,teknik pengolahan maupun teknik
pembakaran. Dahulu pembuatan keramik
masih menggunakan tangan manusia dan pembakaran di lakukan hanya dengan
menggunakan daun-daun atau ranting-ranting tanpa diberi glasir dan hanya cukup
dengan pembakaran rendah dan bentuknya masih sangat sederhana.
Pada perkembangan selanjutnya berbagai faktor turut menentukan kemajuan
keramik diberbagai daerah. Faktor-faktor tersebut antara lain, mulai dari
faktor keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran.
Dari faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup merupakan
pengaruh yang sangat dominan. Pada
abad ke 3 atau 4 masehi keramik telah
menunjukan perubahan yaitu telah menggunakan unsur estetika dalam pembuatannya.
Contohnya Gambar tembikar terdapat relief hiasan bangunan, dan
patung-patung. Ini memberikan indikasi bahwa tradisi pembuatan benda keramik
dengan teknologi sederhana telah lama berlangsung. Keramik terus mengalami perkembangan kedepannya, namun
teknik pembuatan benda-benda keramik di
Indonesia oleh para ahli sejarah disebut “paddle and
anvil technique” atau teknik tatap batu, suatu teknik pembuatan keramik
tradisional yang saat ini masih dipergunakan di daerah-dareah di Indonesia. Seperti daerah Kalimantan. Daerah ini baru menghasilkan benda keramik dengan teknologi pembakaran
tinggi mulai abad XIX.
2.3 perkembangan bentuk-bentuk keramik
Seperti yang telah dijelaskan
diatas bahwa Awal dari bentuk-bentuk keramik di Indonesia adalah seperti periuk
belanga. Buktinya dengan ditemukan serpihan-serpihan kecil dari keramik
tersebut. Periuk belanga ini berupa kuali besar yang terbuat dari tanah yang
digunakan untuk memasak. Selanjutnya
ditemukan sebuah Campuran abu tulang dan lempung yang dibentuk menjadi
figurin perempuan atau binatang kemudian dibakar dalam sesuatu tempat yang bisa
dikatakan sebagai tungku sederhana di sebuah dusun pada jaman batu. Perkembangan bentuk keramik lebih banyak berdasarkan
fungsinya. Kemudian bentuk-bentuk keramik berkembang secara evolusioner dari
abad ke abad.
2.4
perkembangan fungsi keramik
Fungsi keramik dahulu adalah sebagai
wadah-wadah biji-bijian atau bahan makanan, kebanyakan
untuk keperluan dapur
dan rumah tangga seperti tungkumasak, wajang, periuk, celengan,bunting-bunting
dan dupa. Namun dahulu yang masyarakatnya memiliki aliran dinamisme
yang mempercayai bahwa benda mati itu memiliki kekuatan magis tak terkecuali
keramik, mereka mempercayai bahwa di dalam keramik terdapat roh hidup, jadi
pada zaman dahulu keramik juga digunakan dalam unsur keagamaan, namun sesuai
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia, fungsi keramik tidak hanya
sebagai wadah namun berkembang menjadi benda hias yang bernilai seni dan
ekspresi.
2.5
perkembangan ragam hias keramik
Ragam
hias tradisional itu terbatas, awalnya untuk menghias keramik adalah dengan menekankan sebuah kayu berukir, atau
menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada permukaan keramik
(mentah) setelah selesai pembentukan. Penerapan Kecenderungan estetika
lebih dominan
dibanding aspek fungsi beragam motif local seperti contohnya pada gerabah sangat kuat, seperti motiftoraja
Perpaduan antara motif lokal,anyaman serat lontar, serta bahanlainnya, dengan
berbagai motif.
2.6 perkembangan bahan keramik
Pada masa awal di temukannya keramik,
bahan pembuatan keramik adalah menggunakan bahan baku dari lingkungan
sekitarnya. maka pada masa kini perajin / seniman / kriyawan / pengusaha telah
mendatangkan tanah hat dari daerah lain yang sesuai. Di samping itu, ada
Unit-unit Pelayanan Teknis dari instansi pemerintah dan swasta yang melayani
bahan baku keramik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa dalam
perjalanannya yang panjang produk keramik, tidak hanya bersifat statis,
melainkan mengalami berbagai perubahan baik dalam bentuk, teknologi bahan,
garapan atau produksi, unsur estetika atau
motif hias hingga distribusi maupun
konsumsi. Sejarah keramik
memberikan gambaran sederhana tentang keramik awal yang di temukan oleh
manusia. Masih sederhana dalam konsep penggarapan, bahan yang digunakan, hiasan
awal yang ditemukan dan teknologi pembakarannya. Perubahan-perubahan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mulai dari faktor keperluan
hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran. Dari
faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup merupakan
pengaruh yang sangat dominan.
4.2
Saran
DAFTAR RUJUKAN
Widodo,
Rita, Suemitro, Pratopo. 1990. Kesinambungan Relief keramik. Jakarta: Depdikbud
Yumarta,
Ruslani, Muslihat, Suhadi.1986. Keramik.
Bandung: Angkasa
Suwardono, 2002.
Mengenal keramik hias. Bandung:
Margahayu Permai
Anton.
2012. Sekilas sejarah keramik Indonesia (online) keramikdalammuseum.blogspot.com/.../sekilas-sejarah... di akses tanggal 19 oktober 2013
Sejarah perkembangan keramik di Indonesia. 2010.(online)
http://www.studiokeramik.org/2010/01/sejarah-keramik-di-indonesia.html diakses
18 oktober 2013
Razak. R.A. 1981. Industri keramik. Jakarta:Balai Pustaka
Sitorus. V, 2011. Sejarah
Perkembangan Keramik
(online)http://violinasitorus1991.blogspot.com/2011/10/sejarah-perkembangan-keramik.html
diakses 18 oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar