Selasa, 25 Februari 2014

sosiologi masyarakat dan kebudayaan

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT

“BUDAYA MAKANAN SIAP SAJI ‘FASTFOOD’ YANG POPULER DI MASYARAKAT INDONESIA”

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Dasar-Dasar Sosiologi
Yang dibina oleh Ibu Anggaunitakiranantika, S.sos, M,sos



Oleh
                        Abhi Irawan                             (130731615741)
                        Dwi Lidiawati                          (130731615709)
                        Dyah Anis                                (130731607244)
                        Heni Kusdianti                         (130731615703)
                        Mohammad Furqan                  (130731607249)
\                       Tito Dwi Rivianto                    (130731607279)


 









UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Pebruari 2014



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2       Rumusan Masalah................................................................................................. 2
1.3       Tujuan Penelitian................................................................................................... 2
1.4       Teori yang Digunakan........................................................................................... 3
BAB II METODE PENELITIAN
     2.1 Jenis Penelitian.......................................................................................................... 5
     2.2 Teknik Analisis Data................................................................................................. 5
     2.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 5
     2.4 Subyek dan Informan............................................................................................... 6
     2.5 Lokasi Penelitian....................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1  sejarah dan dampak masuknya budaya asing .............................................................. 7
3.2 sikap masyarakat terhadap budaya makanan fastfood di Indonesia............................. 9
3.3 cara-cara menanggapi masalah budaya fastfood........................................................... 9
3.4 ulasan wawancara kelompok......................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................ 21



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Kebudayaan tidak mungkin akan bersifat tetap atau statis, karena dihadapkan kepada manusia yang dinamis yang selalu berubah disebabkan karena berhubungan dengan orang lain khususnya orang asing yang memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat Indonesia sendiri. Salah satu faktor budaya asing dapat dengan mudah diterima masyarakat adalah pengaruh modernisasi. Nilai-nilai modern akan mengubah rancana hidup dan refleksivitas dalam kontek tradisi, identitas diri (Barker, 2000, 142). Jadi kebudayaan asing yang masuk melalui modernisasi dapat merubah kebudayaan sendiri bahkan dapat menghilangkan kebudayaan asli yang telah turun-temurun dari nenek moyang.
Modernisasi di Indonesia dapat dikatakan selalu diterima dengan gegap gempita, karena masyarakat biasanya akan menganggap lebih tinggi derajatnya jika menggunakan kebudayaan dari asing. Pada umumnya generasi mudalah yang dominan menerima kebudayaan-kebudayaan dari asing yang masuk dengan bebas di Indonesia. Hal itu disebabkan karena norma-norma yang melekat dalam diri generasi muda belum melekat dengan kuat sehingga dengan mudah budaya asing itu masuk dan dijadikan sebagai kebiasaan atau bahkan menggantikan kebudayaan asli Indonesia. Generasi muda malah menganggap orang Indonesia yang tidak menerima perkembangan kebudayaan adalah orang yang kolot, kuno dan lain sebagaianya. Namun, tidak semua masyarakat indonesia menerima budaya asing yang masuk, golongan ini biasanya adalah golongan orang tua yang telah memiliki norma-norma tradisional yang dimiliki dengan kuat.
Seperti halnya yang akan kami bahas didalam makalah ini yaitu “Budaya Makanan ‘Fastfood’ Yang Populer Di Masyarakat Indonesia”. Jika kita sadari bahwasanya hampir semua makanan yang cepat saji yang kita konsumsi semuanya itu adalah berasal dari kebudayaan asing. Makanan cepat saji itu berawal dari budaya Eropa dan Amerika yang ingin membuat makanan yang praktis dan mudah dibuat. Dan makanan ini tidak hanya populer di Eropa dan Amerika saja, bahkan sampai menembus dan populer di masyarakat Indonesia. Fastfood dianggap lebih simple, praktis dan efisien dengan alasan atas kesibukan-kesibukan masyarakat. Sekarang ini produk makanan cepat saji (fastfood) atau sering disebut dengan makanan instan sangat banyak sekali untuk memanjakan para konsumen khususnya para remaja. Makanan instan telah mendarah daging pada masyarakat mulai dari makanan yang


ringan atau bahkan makanan pokok sekalipun sekarang telah ada bentuk instan. Contoh makanan instan yang akan kami bahas didalam makalah ini adalah: mie instans, softdrink, bumbu instans, humberger, KFC yang sudah tidak asing lagi bagi kita, bahkan kita juga menjadi pendukung budaya tersebut.
Seperti yang diketahui bahwa terlalu banyak makan makanan instans tidak hanya berdambak buruk bagi budaya sendiri, akan berdampak buruk bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian dari dokter Erik dari  RSPI Sulianti Saroso Jakarta dan RSU Bunda Jakarta, selama dokter Erik menjadi dokter penyakit dalam banyak penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang tidak benar. “Orang yang memiliki pola makan yang sehat dan teratur saja masih dapat terkena penyakit apalagi yang pola makan tidak sehat dan tidak teratur” ujarnya. Mengacu pada ungkapan tersebut bahwa makan makanan cepat saji itu dapat merusak pola makan sehat. Karena semakin sering makan makanan instans, semakin banyak zat aditif yang mengumpul didalam tubuh.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dan dampak masuknya budaya asing yang begitu mudah menjarah kepada masyarakat Indonesia?
2. Bagaimana sikap masyarakat dalam menjalani budaya asing yang masuk, khususnya dalam hal budaya makanan instan atau fastfood?
3. Bagaimana cara menanggapi masalah kebudayaan ini, yang telah mendarah daging?
4. Bagaimana ulasan wawncara dari kelompok?

1.3.Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan tujan makalah ini sebagai berikut:
    1.  Mengetahui sejarah dan dampak masuknya budaya asing di Indonesia
2.      Menganalisis sikap masyarakat indonesia dalam menanggapi budaya asing yang masuk, khusunya dalam hal budaya makanan instans atau fastfood
3.      Mengidentifikasi cara-cara untuk menanggapi masalah kebudayaan makanan instans yang telah mendarah daging
4.      Mengetehui bagaimana keadaan dilapangan mengenai praktek budaya makanan instans


1.4 Teori Yang Digunakan
            Dalam rangka memudahkan penulis mengidentifikasi masalah, penulis menggunakan beberapa teori sosiologi sebagai berikut:
A.    Teori Kebudayaan menurut E.B. Tylor
“kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat” (E.B. Tylor, 1871).
B.     Teori kebudayaan menurut Koentjaraningrat
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar” (Koentjaraningrat, 1990: 180).
C.     Teori kebudayaan menurut C. Wissler, C. Kluckhohn, A. Davis atau A.Hoobel
“Kebudayaan adalah segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar” (dalam Koentjaraningrat, 2009:145)
D.    Teori modernisasi sebagai pengalaman kulturan menurut Berman
“modernisasi kultural adalah pengalaman dimana ‘segala yang padat menguap menjadi udara, suatu fase dari marx yang menyatakan adanya perubahan dan ketidakpastian” (dalam Barker, 2000:141).
E.     Teori modernisasi oleh Berman
“Menjadi modern berarti mendapati diri kita dalam lingkungan yang menjanjikan kita petualangan, kekuasaan, kegembiaraan, pertumbuhan transformasi diri dan dunia kita dan pada saat yang sama, dia mengancam dengan merusak segala yang kita punya, segala yang kita ketahui, segala dari diri kita” (dalam Barker, Berman, 1982: 15).
F.      Teori konflik Karl Mark
Hakikat kenyataan sosial adalah konflik. Konflik adalah satu kenyataan sosial yang ditemukan dimana-mana, konflik sosial adalah pertentangan antara segmen-segmen masyarakat untuk merebutkan aset-aset yang bernilai. Menurut Karl Mark konflik yang paling menonjol adalah cara produksi barang-barang material.



G.    Teori masyarakat dari Hassan Sadily
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain.
































BAB II
METODE PENELITIAN

            Dalam karya makalah ini, kami menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
2.1              Jenis penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan observasi. Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati masalah yang kita angkat. Dalam hal ini dilakukan oleh kami sebagai peneliti menggunakan metode kualitatif dengan membandingkan antara kepustakaan dengan kenyataan dilapangan sehingga kami menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah dengan buku referensi dan situs web yang berhubungan dengan tema makanan instans dan fastfood, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari wawancara dengan masyarakat yang mengkonsumsi makanan cepat saji atau fastfood.
2.2              Teknik analisis Data
Teknik analisis data dengan nonpositivisme, yaitu dengan penelitian di lapangan dan membandingan dengan teori yang ada di referensi. Analisis data dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah penelitian yang menggunakan kalimat untuk mendeskripsikan sedangkan data kuantitatif adalah penelitian yang berupa angka, untuk mengolah datanya.
2.3              Teknik pengambil Data
Teknik yang kami gunakan dalam Pengumpulan Data yaitu :
1.                  Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data lewat sebuah literatur atau daftar koleksi pustaka atau referensi yang relevan dengan Topik yang dibahas seperti teks-teks, buku, majalah, jurnal, serta situs internet yang dapat digunakan menjadi data primer dalam karya ini.
2.                  Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.Yang mana dengan metode ini peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap obyek dan subyek yang akan teliti, yaitu masyarakat Indonesia dalam masalah mengkonsumsi makanan instans atau fastfood.



2.4  Subyek dan Informan
Tika A.P jurusan Administrasi pendidikan FIP dari universitas Negeri Malang, Aditya Wahyu Septianto jurusan Bahasa Inggris FIB Universitas Brawijaya, Atoriq Imanda (Fakultas Sastra, jurusan Dekave ’10), ibu Fitri Andini bekerja di bidang Asuransi, Lisanatun Khasanah jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang, Juni Frisden Saranggih dari Universitas Merdeka.

2.5 Tempat Penelitian
Temat penelitian di jalan Jombang gang satu no 14 C Malang, di perum Melati blok E3 kepanjen kidul Blitar, jalan terusan Surabaya Malang.



















BAB III
PEMBAHASAN

2.5              Sejarah Dan Dampak Dari Budaya Asing Yang Masuk Dalam Masyarakat Indonesia
Sejarah terbentuknya budaya makanan cepat saji pasti dari budaya luar, diketahui awal budaya tersebut berasal dari Eropa dan Amerika yang ingin membuat makanan praktis dan mudah cara membuatnya. Makanan itu disebar di penjuru dunia termasuk di Indonesia, makanan cepat saji dianggap sebagai makanan highclass, cepat untuk disajikan, praktis, dan mudah cara membuatnya. Citra budaya fastfood telah mendarah daging. Padahal masalah gizi belum tentu bertaraf highclass. Makanan tersebut dianggap makanan modern yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasi pecel, rawon, bakso, dan makanan budaya Indonesia lainnya. Seperti yang diungkap oleh Barker dalam bukunya Cultural Studies bahwa ” Citra diri modernisme adalah citra keasyikan, janji kemajuan teknologi, dan pudarnya tradisi yang digantikan dengan yang baru” (Barker, 2000:143).
Jika kita perhatikan orang-orang yang dalam ekonomi termasuk golongan menengah ke atas, mayoritas makanan fastfood menjadi pilihan menu sehari-hari, mengapa demikian? Seperti yang dijelaskan tadi bahwa mainset orang Indonesia tentang fastfood sudah tertanam bahwa makanan highclass, dan masyarakat Indonesia sangat bangga dengan “Labelling”. Di cap jika makan makanan fastfood adalah mereka yang berkecukupan ekonomi, mereka yang berbudaya modern, mereka yang tidak kaku dalam perkembangan zaman, dan cap yang bagus-bagus lainnya. Sebenarnya kita tidak sadar bahwa dengan hal semacam itu kita telah dijajah secara perlahan oleh bangsa asing. Tapi sikap kita seolah-olah tidak dijajah, namun malah menikmati penjajahan tersebut. Kenapa kami bisa mengatakan hal itu sebagai penjajahan? Karena dalam kenyataan yang demikian, dengan budaya asing tersebut, budaya asli kita akan lutur atau mungkin bisa hilang, kita sebagai masyarakat Indonesia tidak memiliki ciri kebudayaan karena kebudayaan yang kita serap dari budaya orang asing itu rata-rata ada di setiap negara, dan yang terpenting dengan adanya perusahan-perusahan, rumah makan-rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji akan menggusur sedikit demi sedikit mata pencarian bangsa karena orang-orang yang menjual makanan asli Indonesia kalah saing dengan makanan instans tersebut. Sudah banyak pedagang yang gulung tikar akibat kalah saing dengan rumah makan fastfood yang banyak peminatnya.


Alasan berikut ini sangat sering kita dengar jika ada pembahasan budaya asing yang diterapkan dalam budaya kita.” Seiring dengan berkembangnya zaman, membentuk masyarakat yang komplek dengan segudang aktivitas akan membentuk kebudayaan baru yang didukung dengan hubungan dengan masyarakat lain yang membawa kebudayaan berbeda dengan kebudayaan sendiri”. Hal itulah yang dapat mengganggu keharmonisan proyek identitas. Yang dimaksud proyek identitas adalah gagasan bahwa identitas tidak bersifat tetap melainkan diciptakan dan dibentuk, selalu dalam proses, dalam suatu gerak “berangkat” ketimbang sebagai gerak “datang” (Barker, 2000: 142). Kebudayaan asing yang masuk dapat menimbulkan suatu bangsa kehilangan jati dirinya, misalnya Indonesia jika di Eropa dan Amerika sangat berkembang budaya makanan instans karena dari sanalah budaya tersebut, kemudian di Indonesia juga berkembang budaya makanan instan, lalu apa bedanya budaya Indonesia dengan budaya di Eropa atau di Amerika?. Bahkan Giddens (1994) melihat modernisasi sebagai suatu “budaya resiko”. Ini tidak berarti katanya, bahkan kehidupan modern secara inheren lebih berisiko. Ambiguitas, keraguan, risiko, dan perubahan terus-menerus menjadi ciri-ciri pertanda modernisme termanifestasikan dalam pembentukan diri (Barker, 2000:142). Pedagang yang gulung tikar akibat kalah saing dengan rumah makan fastfood yang banyak peminatnya.
2.6              Sikap Masyarakat Terhadap Budaya Fastfood Yang Populer Di Indonesia
Tanggapan masyarakat dengan adanya pengaruh budaya asing tersebut, sekiranya disambut dengan suasana gegap gempita, seolah tidak sadar bahwa budaya itu mengganggu keharmonisan budaya asli kita. Hal itu di karenakan berbagai faktor. Banyaknya wanita karier yang seharusnya bertugas memasak makanan, karena kesibukannya yang tidak terbendung sehingga sangat senang dengan adanya makanan-makanan instan yang ada. Dengan ungkapan “kalau ada yang mudah, ngapain harus repot”. Makanan cepat saji dianggap memiliki banyak keuntungan untuk memenuhi kebutuhan makan pada saat sekarang ini. Karena mereka beralasan bahwa makanan cepat saji itu mudah dibuat, harga terjangkau, mudah didapat, praktis dan enak rasanya.

3.3 Cara-Cara Menanggapi Masalah Kebudayaan Asing Fastfood Yang Marak Di Masyarakat Indonesia
            Memang sulit mengatasi masalah yang telah mendarah daging, apalagi masalah itu dianggap tidak merugikan atau suatu hal yang sangat bermanfaat untuk efisiensi hidup, di era sekarang ini. Kita tidak mungkin menyuruh orang untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau luar. Karena lebih dari ribuan makanan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah merupakan produk dari asing. Namun, kita harus mengubah pandangan kita tentang makanan siap saji atau makanan instan. Bahwa angapan kita selama ini adalah salah. Makanan siap saji itu bukan makanan yang berkelas tinggi, karena jika kita bandingkan dengan masakan Indonesia sendiri tidak kalah dalam hal kandungan gizi. Malah dalam makanan instans pasti terkandung zat-zat aditif yang jika kita mengkonsumsinya secara terus-menerus akan membahayakan kesehatan tubuh.
            Selain dalam hal kandungan makanan, kita harus sadar bahwa kebudayaan asing itu akan menggerus kebudayaan kita sedikit-demi sedikit. Bangsa besar adalah bangsa yang bangga dengan budayanya sendiri. Tidak bangga dengan budaya orang lain. Bagaimana bangsa Indonesia mau menjadi negara maju, jika masyarakatnya dengan bangganya membangga-banggakan budaya yang dibawa bangsa lain.

3.4. Laporan wawancara kelompok kami, dalam mengobsevasi masalah budaya makanan instans di lingkungan sekitar

Wawancara Budaya Makan Burger dengan Tika A.P jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang
Burger merupakan makanan cepat saji dari Amerika. Makan burger merupakan gaya makan orang-orang barat. Dengan budaya komsumtif orang indonesia burger bisa di terima dengan baik.Masyarakat indonesia bermenset bahwa orang yang makan burger adalah orang yang penting dan berstatus sosial tinggi, dan dengan adanya menset itu orang berlomba-lomba makan burger agar bisa di anggap sebagai orang penting. Burger biasa ditawarkan di daerah pertokoan elit (dengan tempat yang nyaman dan menarik) dan hal itu dianggapnya dapat memberikan nilai tambah baginya.lama-kelamaan burger pun menjadi sebuah kebudayaan barat yang di ikuti masyarakat indonesia.
Aku: suka makan burger tik?
Tika: suka banget
Aku: kenapa suka makan burger?
Tika: soalnya praktis, cepet sajinya, terjangkau, dan biar terlihat kayak orang barat gitu
Aku: bagaimana sikap kamu dengan adanya budaya makan burger ?
Tika: ea di ikutin aja, kan kita harus mengikuti perkembangan zaman dan biar engak di anggap kuper atau engak gaul
Aku: bagaimana tanggapan anda tentang adanya budaya makan burger ?
Tika: emang sih makanannya terlihat higenis dengan penyajian yang di tata dengan sangat baik tetapi sebenarnya bila kita sering mengonsumsinya itu kurang baik bagi tubuh karena banyak mengandung lemak jahat.
Wawancara Budaya Makan Burger dengan Juni Frisden Saragih dari Universat Merdeka
Furqan             : Bang Jun, abang kan suka hamburger tu? Yang buat abang suka dengan hamburger itu apa sih ?
Bang Juni        : Rasanya enak, trus juga makanan yang tergolong bergizi karena ada sayuran dan daging dalam hamburger itu dan juga itu kan tergolong makanan dari luar jadi yaa terasa lebih berkelaslah/gaul
Furqan             : Abang suka hamburger sejak kapan ?
Bang Juni        : Semenjak abang menginjak usia remaja yang pada saat itu berfikiran kalau kita udah makan-makanan luar maka kita tergolong orang yang gaul dan update
Furqan             :  Indonesia juga punya makanan yang enak dan bergizi tu ya seperti sate dan gule yang kita makan kemarin nah kan itu kan dari daging juga mana yang lebih enak ?
Bang Juni        : kamu kan tahu sendiri abang juga suka makan sate dan kalau dipilih mana yang enak ya relatif samalah tapi, abangkan udah terlanjur lebih suka sama burger dari pada sate.......ya biar nda ketinggalan zaman gitu toh harganya lebih murah tuh.... hahahahhaaha LOL
Furqan             : owwww trus kalau abang di kasih hamburger tapi bayar atau sate yang gratis abang pilih yang mana coba
Bang Juni        : Yaaa satelah......hahahhahhaha
Furqan             : hahhahaahhhahhaa just as expected Bang! Bang !  

Pengertian Minuman Bersoda (Joseph Priestley, Discovery of Oxygen – Invention of Soda Water by Joseph Priestley)
Air soda atau minuman berkarbonasi atau (carbonated water, club soda, soda water, sparking water) adalah air yang di karbonasi yang di buat bersifat efervesendengan penambahan gas karbon dioksida di bawah tekanan. Air soda mendapatkan namanya dari garam natrium yang di kandungnya mengatakan senyawa “bergaram”, menmbah kualitas yang berbeda bagi sejumlah minuman beralkohol.
Air soda juga merupakan bahan baku bagi long drink dan koktail, dan air soda pun juga bisa langsung di minum.
Ø  Dampak bagi tubuh
Minuman bersoda seperti Cocacola, Fanta, Sprite, memang nikmat dan segar di lidah dan tenggorokan, apalagi diminum saat perjalanan jauh dan panas. Perjalanan menjadi lebih menyenangkan dengan minuman mengandung soda ini. Karenanya minuman ini sangat digemari oleh semua kalangan, bahkan ada yang menjadikannya sebagai minuman harian, wouw..., apakah minuman mengandung soda itu selain segar dan nikmat juga menyehatkan? atau malah sebaliknya?
Menurut para peneliti dan para pakar, dibalik nikmatnya minuman bersoda itu menyimpan ancaman berbahaya bagi para penikmatnya.
Inilah ancaman bahaya (resiko)dari mengkonsumsi minuman bersoda :
1. Satu kalengnya menyamai 10 sendok gula yang cukup untuk menghancurkan Vitamin B, dimana kekurangan Vitamin B akan mengakibatkan buruknya pencernaan, lemahnya tingkat kesehatan, tegangnya urat syaraf, pusing, sulit tidur, cemas dan kejangnya otot
2. Mengandung CO2 yang menyebabkan lambung tidak bisa menghasilkan enzim yang sangat penting bagi proses pencernaan, yang demikian itu terjadi jika mengkonsumsinya bersamaan dengan makan, atau setelahnya. Juga menyebabkan peniadaan fungsi enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh lambung, yang selanjutnya tergganggunya proses pencernaan dan pengambilan sari-sari makanan.
3. Mengandung kafein yang menyebabkan meningkatnya frekuensi detak jantung, naiknya tekanan darah, gula dalam darah, bertambahnya keasaman lambung, bertambahnya hormon-hormon dalam darah yang kadang bisa menyebabkan radang dan terlukanya lambung serta usu duabelas jari. Sebagaimana ia meningkatkan tekanan pada bagian bawah saluran makanan yang menyebabkan tertolaknya makanan dan zat asam dari dalam lambung ke tenggorokan (saluran makan), yang hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri dan radang.Kafein juga menyebabkan orang menjadi ketergantungan, oleh karenanya orang yang sudah terbiasa dengan minuman bersoda akan sulit untuk menghentikannya karena pengaruh buruk kafein.
4. Mengandung zat asam fosfor yang menyebabkan rapuh dan lemahnya tulang, khususnya pada usia pertumbuhan, dimana yang demikian banyak menjadikan keretakan pada tulang.
5. Mengandung senyawa asam fosforik, malik dan karboik yang menyebabkan tergerogotinya lapisan pelindung gigi, sehingga gigi menjadi rapuh. Pernah dilakukan suatu percobaan utk melihat efek minuman soda terhadap gigi. Gigi direndam dalam minuman soda dan ternyata setelah beberapa hari giri tersebut sudah larut dalam rendaman. Gigi dan tulang merupakan bagian dari tubuh manusia yang akan hancur paling belakangan setelah kematian beberapa tahun, tetapi oleh minuman soda ga pake lama hanya dalam hitungan hari gigi sudah bisa hancur, apalagi bagian organ tubuh yang lebih lunak.
6. Mengandung zat kimia buatan yang bisa merusak otak, dan menyebabkan hilangnya ingatan secara bertahap, dan rusaknya fungsi hati.
7. Meningkatkan resiko diabetes. Minuman bersoda dapat menyebabkan hormon insulin yang ada di dalam tubuh tidak sanggup untuk mengubah zat gula tersebut menjadi gula otot (glikogen). Akibatnya, gula darah (glukosa) akan meningkat dan membahayakan. Diabetes juga merupakan salah satu penyakit yang bisa memicu penyakit yang lain, misalnya stroke dan kerusakan jantung koroner. Jika Anda banyak mengkonsumsi minuman bersoda, selain berpotensi menyebabkan diabetes, stroke dan kerusakan jantung korone juga bisa terjadi.
8. Membahayakan ginjal
Penelitian yang dilakukan di negara Amerika Serikat mengenai bahaya tersebut terhadap 3256. Mereka rutin mengkonsumsi minuman bersoda minimal 2 kali sehari. Hasilnya, sebanyak 30% responden mengalami kerusakan ginjal dan penurunan fungsinya.
Menurut para ahli, hal ini terkait dengan kandungan minuman bersoda, yakni pemanis buatan, pewarna buatan, kafein, dan asam fosfat
9. Meningkatkan resiko terkena Kanker Pankreas
Penelitian di Amerika Serikat, kandungan minuman bersoda dipercaya sebagai salah satu pemicu timbulnya kanker pankreas. Dalam penelitian tersebut, 87% responden yang minimal mengkonsumsi minuman bersoda 2 kali sehari mengalami peningkatan risiko kanker pankreas.
10. Di Universitas Delhi India pernah diadakan lomba minum pepsi cola, pemenangnya mampu minum 8 kaleng, dan tragisnya sang juara mati ditempat karena di dalam darahnya banyak mengandung CO2, akibatnya darah tidak mandapatkan O2 secara normal.
11. Minuman bersoda mengandung Bahan-bahan yang sangat keras, sehingga minuman bersoda bisa dipakai untuk memudahkan mengangkat/membersihkan karat/korosi dari ACCU, kaberator, closet yang sudah kotor dan mengangkat lemak dari pakaian.
12. Minum soda membuat perut terasa penuh dan menurunkan keinginan Anda untuk makan makanan yang sehat. Kalori kosong pada minuman soda ini tidak memberikan gizi apapun bagi tubuh.
13. Para ahli mikrobiologi dari Hollins University mengumumkan hasil penemuannnya dalam International Journal of Food Microbiology. Hasil temuan dari penelitian terhadap minuman bersoda ini adalah 48 % minuman bersoda mengandung bakteri tinja (coliform) atau bakteri e-coli yaitu bakteri yang hidup dan berkembang biak di tinja/fases. Dan bakteri tesebut resist/ tahan terhadap zat antibiotik yang diujikan peneliti.
Nah, Bagi anda penggemar minuman soda ternyata besar sekali resiko yang harus Anda dihadapi dari setiap tegukan minuman bersoda, karena itu sebaiknya hentikanlah mengkonsumsinya dan bergantilah dengan minuman yang lebih hieginis, demi kesehatan tubuh anda. Hingga saat ini dipercaya semua kalangan minuman paling menyehatkan adalah minum air putih.

Ø  Wawancara tentang budaya minum minuman softdrink
3        Atoriq Imanda (Fakultas Sastra, jurusan Dekave ’10)
Kelompok 1    ; Apakah anda suka soft drink?
Atoriq              ; Ya, saya suka
Kelompok 1    ; Alasannya apa kok anda suka soft drink?
Atoriq              ; Karena mudah di bawa, siap saji, dan mudah di dapat dimana saja
Kelompok 1    ; Mulai menyukai soft drink sejak kapan?
Atoriq              ; Ya akhir-akhir ini sering minum soft drink
Kelompok 1    ; Tepatnya kapan?
Atoriq              ; Wah kalo di inget sih lupa
Kelompok 1    ; Apasih enaknya soft drink?
Atoriq              ; Ya selain ada rasanya juga menyegarkan
Kelompok 1    ; Soft drink itu terbuat dari apa sih?
Atoriq              ; Ya macam-macam sih, tergantung merk
Kelompok 1    ; Soft drink yang anda suka apa?
Atoriq              ; yang lebih suka yang berinisial M******, selain menyegarkan juga menambah semangat, iklannya sih. Tapi saya juga biasa-biasa aja hihi
Kelompok 1    ; Kalo anda tau, soft drink itu terbuat dari apa sih?
Atoriq              ; Waduh, saya kurang tahu. Saya hanya mengonsumsi bukan pembuat
Kelompok 1    ; Menurut anda soft drink itu apakah bermanfaat bagi tubuh?
Atoriq              ; Ya gimana ya, kalo menurut saya sih hanya penghilang dahaga
Kelompok 1    ; Kenapa sih anda lebih suka soft drink ketimbang air mineral?
Atoriq              ; Ya menurut saya sih soft drink lebih banyak rasanya, kalo air mineral kan enaknya di minum sehabis makan atau sehabis olah raga. Ya mungkin anda sendiri sudah banyak tau banyak orang lebih memilih soft drink ketimbang air mineral
Kelompok 1    ; Kalo menurut anda soft drink itu sehat gak sih?
Atoriq              ; Ya enggak sih, iya di imbangi dengan olah raga atau aktifitas yang lain
Kelompok 1    ; Menurut anda minuman-minuman ringan seperti soft drink itu berpengaruh gak sih sama budaya kita?
Atoriq              ; Ya berpengaruh banget lah. Zaman sekarang sih apa yang nggak pingin orang coba, kalau maunya setiap orang juga siap saji, kan budaya soft drink dari luar
Kelompok 1    ; Kenapa milih soft drink tidak seperti kopi, teh, atau minuman lain yang di buat sendiri?
Atoriq              ; Ya kan terlalu menunggu lama, lagian juga ribet kenapa kita nggak milih yang siap saji aja
Kelompok 1    ; Apakah anda ketagihan soft drink?
Atoriq              ; sot drink itu seperti rokok, dan bila kita coba satu merk itu rasanya enak pasti kita akan membeli terus.
Ø  Pengaruh Budaya
Soft drink itu merupakan pengaruh budaya dari barat. Pengaruhnya sendiri

efek dari meningkatnya konsumsi air dalam kemasan yang berkarbonisasi yang memiliki banyak farian rasa. Sasaran dari minuman berkarbonisasi ini adalah kalangan remaja dan dewasa.Padahal sebagian besar dari mereka masih belum paham betul akan manfaat dan efek samping dari minuman berkarbonisasi tersebut. Padahal banyak para peneliti yang meneliti minum berkarbonisasi, contoh peneliti dari Denmark meneliti dan menemukan bahwa minuman berkarbonisasi non diet meningkat kan kadar lemak yang tidak bisa di lacak di dalam tubuh. Selain itu minum berkarbonisasi bahan-bahannya terkait dengan penyebab hyperaktif dan kerusakan sel otak yang terkandung dalam pemanis dan pewarna minuman berkarbonisasi tersebut.

Ø  Pergeseran untuk budaya indonesia
Bergesernya budaya mengonsumsi soft drink terlihat dari restoran atau kedai (KFC, MCDonals, PizzaHut, dll) yang sekarang lebih memilih minuman-minuman bersoda tersbut untuk di sandingkan dengan makanan-makanan tersebut ketimbang teh, kopi, atau minuman lainnya, menurut sebagian orang meminum minuman bersoda itu lebih terlihat gaya dan rasanya pun lebih menyegarkan. Tidak hanya di kedai atau restoran besar yang menyediakan minuman bersoda tetapi sekarang di warung bakso saja sudah banyak di temui minuman bersoda, padahal dulunya para konsumen lebih menggemari minuman-minuman sederhana seperti teh, kopi, jeruk dll, namun karena pengaruh globalisasi pula kini menjadi berubah pola mengonsumsi nya.


















Wawancara mengenai Fastfood yang dilakukan dengan salah satu Informan yaitu Aditya Wahyu Septianto, Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang
Bisnis makanan cepat saji bukanlah bisnis baru di Indonesia, terhitung sejak tahun 1991, restoran cepat saji Mc. Donald pertama berdiri di Jakarta, lebih tepatnya di kawasan Thamrin. Sejak saat itu bisnis ini mulai berkembang dan terus menunjukkan prospek yang menjanjikan sehingga mendorong kepada pengembangan cabang-cabang hingga hampir terdapat di seluruh Indonesia saat ini. Kurang lebih 23 tahun setelah pendirian gedung pertama, saat ini restoran cepat saji tersebut telah menjadi suatu gaya hidup baru bagi kalangan masyarakat urban di Indonesia. Maka dari itu, hal tersebutlah yang mendorong kami untuk mengetahui lebih dalam tentang pengaruhnya saat ini dan dampak-dampak apa saja yang mungkin muncul karena hal tersebut. Berikut ini adalah lampiran wawancara mengenai budaya makanan cepat saji dalam masyarakat urban.
Lampiran wawancara :
Abdhi : apakah anda pernah makan makanan cepat saji alias fastfood?
Adit     : ya, tentu saja saya pernah
Abdhi : apakah anda menyukainya?
Adit     : sebenarnya tidak begitu suka
Abdhi : kira-kira kapan terakhir kali anda makan makanan fasyfood tersebut?
Adit     : kira-kira seminggu yang lalu
Abdhi : jika berbicara fastfood pasti sangat identik dengan beberapa restoran cepat saji, sebut saja salah satunya Mc. Modal, menurut anda bagaimana tentang menu yang disajikan disana?
Adit     : saya rasa menu-menu yang disajikan disana kurang begitu baik untuk dikonsumsi secara rutin untuk masyarakat secara umum. Pengalaman saya sewaktu pernah makan di sana adalah saya merasakan ayam yang saya makan kurang begitu matang. Tentu saja itu tidak sehat.
Abdhi : bagaimana pengaruh menjamurnya tempat makan siap saji tersenut di Kota Malang?
Adit     : hal yang bisa kita lihat secara langsung adalah berubahnya gaya hidup masyarakat. Selain itu dampak lainnya adalah lunturnya beberapa makanan tradisional yang saat ini dinilai kurang praktis dan relatif lebih mahal.
Abdhi : bagaimana sikap masyarakat terhadap hal tersebut?
Adit     : mungkin yang namanya pro dan kontra akan selalu ada dalam memandang sebuah persoalan.
Abdhi : apa alasan bagi mereka yang mendukung keberadaan restoran cepat saji tersebut?
Adit     : barang kali dengan alasan kepraktisan, mereka yang sibuk dengan karir akan merasa terbantu, karena selain praktis, saat ini juga telah ada layanan pesan antar yang sangat mendukung untuk memenuhi kebutuhan bahkan sampai dua puluh empat jam.
Abdhi : lalu bagaimana dengan yang kontra?
Adit     : yang kontra ini biasanya datang dari para pedagang atau pengusaha warung makan kecil yang khawatir dengan adanya persaingan yang makin ketat, selain itu para orang tua yang peduli dengan kesehatan buah hatinya juga merasa resa jika anak mereka mulai gemar dengan makanan-makanan cepat saji tersebut.
Abdhi : lalu apa saran yang mungkin anda bisa sampaikan kepada siapapun terkait dengan gerak makanan cepat saji yang kian menguasai gaya hidup sekarang ini?
Adit     : untuk para pengusaha, harus dapat menuangkan inovasi-inovasi dalam persaingan saat ini, selain itu promosi yang efektif juga perlu diperhatikan seperti contohnya dengan mengadakan fesrifal jajanan daerah yang rutin diadakan dalam jangka waktu tertentu.

Foto wawancara





                                                                BUMBU MASAKAN INSTANT

A.    Pengertian
Di era yang modern ini banyak sekali orang yang ingin memenuhi kebutuhannya dengan cara instant, semakin banyak hal-hal yang dilakukan dengan mudah karena untuk mempersingkat waktu agar praktis dan mudah seperti hal nya dalam hal masak memasak misalnya bumbu masakan instant., yang menyebabkan perubahan bentuk bumbu dan rempah dalam bentuk instant. 
Bumbu instant adalah suatu bumbu-bumbu yang terdiri dari berbagai campuran rempah-rempah yang diolah dan diproses dengan komposisi tertentu. Biasanya bumbu instant terdapat dua jenis yaitu berbentuk pasta dan berbentuk bubuk atau kering.
Bumbu-bumbu yang terkenal di Indonesia saat ini misalnya Indofood, Royco, Kokita dll. Merk-merk tersebut saat ini paling banyak diminati oleh konsumen di Indonesia.
Saat ini masyarakat terutama masyarakat yang berkehidupan serba modern sangat menyukai bumbu masakan instant selain praktis dan hiegienis juga harganya murah.
Akan tetapi semakin banyak mengkonsumsi banyak makanan berupa instant bisa membahayakan kesehatan .
B.     Dampak
Dalam kehidupan yang semakin modern dan kompleks ini, banyak masyarakat yang ingin melakukan sesuatu dengan cara yang serba instant tak terkecuali dengan urusan hal masak memasak seperti menggunakan bumbu masakan instant.  Akan tetapi jika masyarakat terus menerus mengkonsumsi makanan yang berbau instant akan menimbulkan penyakit yang berbahaya seperti menyebabkan kanker atau tumor dll. Tak itu juga makanan yang instant juga mengandung banyak pengawet dan itu membuat berbahaya bagi kesehatan tubuh.
C.     Kebiasaan
Cara hidup serba praktis seperti ini merupakan pengaruh dari gaya barat yang ingin hidup mudah dan praktis membuat masyarakat Indonesia juga mengikuti gaya hidup seperti ini, mereka rela meninggalkan budaya mereka sendiri untuk mengikuti pola gaya hidup kebarat baratan seperti mengkonsumsi makan makanan yang instant yang cepat dan praktis.
Data Wawancara dengan salah satu Ibu rumah tangga yakni ibu Fitri Andini bekerja di bidang Asuransi tentang masalah bumbu instans
Saya : permisi, selamat pagi bu
Ibu Fitri : iya selamat pagi nak, ada perlu apa ya ?
Saya : begini bu maaf sebelumnya menganggu, saya ada tugas dari kampus untuk membuat makalah tentang pengaruh kebudayaan dan masyarakat. Saya dan kelompok saya memilih topic tentang makanan cepat saji bu, termasuk bumbu masakan instant.
Ibu Fitri : hmm begitu, iya saya sering memakai bumbu masakan instant
Saya : Mengapa ibu memilih memakai bumbu masakan instant daripada bumbu alami ?
Ibu Fitri : Karena praktis dan mudah disajikan, tidak ribet selain itu harganya juga murah. Karena saya wanita karier jadi penyajianya juga cepat di waktu yang mepet.
Saya : Apakah ibu setiap hari juga menggunakan bumbu masakan instant ?
Ibu Fitri : Tidak juga, saya memakainya tergantung kebutuhan atau waktu saja, seperti pagi hari kalau bangun kesiangan saya biasanya menyiapkan masakan menggunakan bumbu instant agar mudah dan cepat.
Saya : Apakah ibu tidak mengetahui dampak penggunaan atau pemakaian bumbu instant apabila dikonsumsi secara terus menerus ?
Ibu Fitri : Ya sebenarnya tahu donk, apabila dipakai secara terus menerus mengandung penyakit dan berbahaya bagi kesehatan karena mengandung pengawet. Tapi bagaimana lagi, sekarang jamannya modern mas semuanya sudah serba praktis. Orang orang sekarang juga tidak mau ambil pusing dan repot.
Saya : owh … begitu . Terima kasih atas waktu nya. Saya permisi dulu bu
Ibu Fitri : Iya nak, sama-sama


Wawancara tentang mie instans dengan Lisanatun Khasanah, jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang
Observer          : apa yang anda ketahui tentang makanan instans yang beredar di Indonesia?
Lisa                 : makanan instans yang beredar di Indonesia sangat banyak jumlahnya, seperti mie instans, bubur instan, sarden, spageti dan lain-lain
Observer          : bagaimana pandangan anda dengan produk mie instans yang sangat luas di budaya Indonesia?
Lisa                 : mie instans adalah makanan cepat saji yang mudah ditemukan, ekonomis, mudah diolah dan mempunyai banyak rasa, sehingga banyak diminati. Walaupun demikian, mie instans berdampak buruk bagi kesehatan.
Observer          : berapa kali paling banyak anda mengkonsumsi mie instan dalam seminggu?
Lisa                 : dua kali seminggu
Observer          : pandangan anda mengenai mie instans dari sudut pandang kesehatan dan daya saing terhadap kebudayaan kita?
Lisa                 : jika dipandang dari segi kesehatan, mie instans mempunyai banyak buruk terhadap organ tubuh, seperti usus, lambung, bahkan hati. Karena dalam mie instans banyak terkandung zat-zat kimia yang dapat merusak kesehatan. Jika dipandang dari daya saing terhadap kebudayaan, mie instans jauh lebih diminati dari pada makanan khas Indonesia atau budaya makanan asli Indonesia, seperti pecel, rujak dan lain-lain. Hal ini dikarenakan mie instans lebih ekonomis, enak, mudah dimasak, dan mempunyai banyak variasi rasa.
Observer          : bagaimana pendapat anda tentang masyarakat yang senang mengkonsumsi produk instans?
Lisa                 : masyarakat yang sering mengkonsumsi produk instans mempunyai berbagai alasan, seperti lebih cepat, lebih mudah mengolah, lebih murah, dan lain-lain. Namun sebenarnya banyak dampak buruk yang diperoleh akibat produk instans tersebut. Terutama adalah dalam bidang kesehatan. Padahal jika kita mau untuk memasak sendiri akan lebih menguntungkan karena kita dapat memilih jenis bahan makanan yang sesuai dengan selera kita.
Observer          : terimakasih banyak ya mbak lisa, atas informasi yang telah diberikan
.Lisa                : iya sama-sama J
DAFTAR RUJUKAN

Barker, Chris, 2000. Cultural Studies Theory And Practice. London. Sage Publication
Ihromi, T.O. 2006. Antropologi Budaya. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia
Kowntjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Pt Rineka Cipta
Raho, Bernard, 2007. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Ryan, 2003. Sejarah Dan Maraknya Makanan Cepat Saji.(online) http://rayhanblogs.blogspot.com/2013/02/sejarah-dan-maraknya-makanan-cepat-saji.html di akses 20 Pebruari 2014
Shadily, Hassan,1983. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT Bina Aksara
Soebiyati, Soegiyono, Purwanto, Ngadiati, Suhartini, Wiratmaatja, 2006. Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Ghalih Indonesia
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada