KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
“BUDAYA MAKANAN SIAP SAJI ‘FASTFOOD’ YANG POPULER DI MASYARAKAT
INDONESIA”
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas matakuliah
Dasar-Dasar
Sosiologi
Yang
dibina oleh Ibu Anggaunitakiranantika, S.sos, M,sos
Oleh
Abhi Irawan (130731615741)
Dwi Lidiawati (130731615709)
Dyah Anis (130731607244)
Heni Kusdianti (130731615703)
Mohammad Furqan (130731607249)
\ Tito Dwi Rivianto (130731607279)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Pebruari 2014
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang...................................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah................................................................................................. 2
1.3
Tujuan
Penelitian................................................................................................... 2
1.4
Teori
yang Digunakan........................................................................................... 3
BAB II METODE
PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian.......................................................................................................... 5
2.2 Teknik Analisis Data................................................................................................. 5
2.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 5
2.4 Subyek dan Informan............................................................................................... 6
2.5 Lokasi Penelitian....................................................................................................... 6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 sejarah dan dampak masuknya budaya asing .............................................................. 7
3.2 sikap
masyarakat terhadap budaya makanan fastfood di Indonesia............................. 9
3.3 cara-cara
menanggapi masalah budaya fastfood........................................................... 9
3.4 ulasan
wawancara kelompok......................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kebudayaan tidak mungkin akan bersifat tetap atau statis, karena
dihadapkan kepada manusia yang dinamis yang selalu berubah disebabkan karena
berhubungan dengan orang lain khususnya orang asing yang memiliki kebudayaan
yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat Indonesia sendiri. Salah satu faktor
budaya asing dapat dengan mudah diterima masyarakat adalah pengaruh
modernisasi. Nilai-nilai modern akan mengubah rancana hidup dan refleksivitas
dalam kontek tradisi, identitas diri (Barker, 2000, 142). Jadi kebudayaan asing
yang masuk melalui modernisasi dapat merubah kebudayaan sendiri bahkan dapat
menghilangkan kebudayaan asli yang telah turun-temurun dari nenek moyang.
Modernisasi di Indonesia dapat dikatakan selalu diterima dengan
gegap gempita, karena masyarakat biasanya akan menganggap lebih tinggi derajatnya
jika menggunakan kebudayaan dari asing. Pada umumnya generasi mudalah yang
dominan menerima kebudayaan-kebudayaan dari asing yang masuk dengan bebas di
Indonesia. Hal itu disebabkan karena norma-norma yang melekat dalam diri
generasi muda belum melekat dengan kuat sehingga dengan mudah budaya asing itu
masuk dan dijadikan sebagai kebiasaan atau bahkan menggantikan kebudayaan asli
Indonesia. Generasi muda malah menganggap orang Indonesia yang tidak menerima
perkembangan kebudayaan adalah orang yang kolot, kuno dan lain sebagaianya.
Namun, tidak semua masyarakat indonesia menerima budaya asing yang masuk,
golongan ini biasanya adalah golongan orang tua yang telah memiliki norma-norma
tradisional yang dimiliki dengan kuat.
Seperti halnya yang akan kami bahas didalam makalah ini yaitu
“Budaya Makanan ‘Fastfood’ Yang Populer Di Masyarakat Indonesia”. Jika kita
sadari bahwasanya hampir semua makanan yang cepat saji yang kita konsumsi
semuanya itu adalah berasal dari kebudayaan asing. Makanan cepat saji itu
berawal dari budaya Eropa dan Amerika yang ingin membuat makanan yang praktis
dan mudah dibuat. Dan makanan ini tidak hanya populer di Eropa dan Amerika
saja, bahkan sampai menembus dan populer di masyarakat Indonesia. Fastfood
dianggap lebih simple, praktis dan efisien dengan alasan atas
kesibukan-kesibukan masyarakat. Sekarang ini produk makanan cepat saji
(fastfood) atau sering disebut dengan makanan instan sangat banyak sekali untuk
memanjakan para konsumen khususnya para remaja. Makanan instan telah mendarah
daging pada masyarakat mulai dari makanan yang
ringan atau bahkan makanan pokok sekalipun sekarang telah ada
bentuk instan. Contoh makanan instan yang akan kami bahas didalam makalah ini
adalah: mie instans, softdrink, bumbu instans, humberger, KFC yang sudah tidak
asing lagi bagi kita, bahkan kita juga menjadi pendukung budaya tersebut.
Seperti yang diketahui bahwa terlalu banyak makan makanan instans
tidak hanya berdambak buruk bagi budaya sendiri, akan berdampak buruk bagi
kesehatan. Berdasarkan penelitian dari dokter Erik dari RSPI Sulianti Saroso
Jakarta dan RSU Bunda Jakarta, selama dokter Erik menjadi dokter penyakit dalam
banyak penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang tidak benar. “Orang yang
memiliki pola makan yang sehat dan teratur saja masih dapat terkena penyakit
apalagi yang pola makan tidak sehat dan tidak teratur” ujarnya. Mengacu pada
ungkapan tersebut bahwa makan makanan cepat saji itu dapat merusak pola makan
sehat. Karena semakin sering makan makanan instans, semakin banyak zat aditif
yang mengumpul didalam tubuh.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dan dampak masuknya budaya asing yang begitu mudah
menjarah kepada masyarakat Indonesia?
2. Bagaimana sikap masyarakat dalam menjalani budaya asing yang
masuk, khususnya dalam hal budaya makanan instan atau fastfood?
3.
Bagaimana cara menanggapi masalah kebudayaan ini, yang telah mendarah daging?
4.
Bagaimana ulasan wawncara dari kelompok?
1.3.Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat
disimpulkan tujan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah dan dampak masuknya budaya
asing di Indonesia
2.
Menganalisis
sikap masyarakat indonesia dalam menanggapi budaya asing yang masuk, khusunya
dalam hal budaya makanan instans atau fastfood
3.
Mengidentifikasi
cara-cara untuk menanggapi masalah kebudayaan makanan instans yang telah
mendarah daging
4.
Mengetehui
bagaimana keadaan dilapangan mengenai praktek budaya makanan instans
1.4 Teori Yang Digunakan
Dalam rangka memudahkan penulis
mengidentifikasi masalah, penulis menggunakan beberapa teori sosiologi sebagai
berikut:
A.
Teori
Kebudayaan menurut E.B. Tylor
“kebudayaan adalah komplek yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat” (E.B. Tylor, 1871).
B.
Teori
kebudayaan menurut Koentjaraningrat
“Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar” (Koentjaraningrat,
1990: 180).
C.
Teori
kebudayaan menurut C. Wissler, C. Kluckhohn, A. Davis atau A.Hoobel
“Kebudayaan adalah segala tindakan
yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar” (dalam Koentjaraningrat,
2009:145)
D.
Teori
modernisasi sebagai pengalaman kulturan menurut Berman
“modernisasi kultural adalah
pengalaman dimana ‘segala yang padat menguap menjadi udara, suatu fase dari
marx yang menyatakan adanya perubahan dan ketidakpastian” (dalam Barker,
2000:141).
E.
Teori
modernisasi oleh Berman
“Menjadi modern berarti mendapati
diri kita dalam lingkungan yang menjanjikan kita petualangan, kekuasaan,
kegembiaraan, pertumbuhan transformasi diri dan dunia kita dan pada saat yang
sama, dia mengancam dengan merusak segala yang kita punya, segala yang kita
ketahui, segala dari diri kita” (dalam Barker, Berman, 1982: 15).
F.
Teori
konflik Karl Mark
Hakikat kenyataan sosial adalah
konflik. Konflik adalah satu kenyataan sosial yang ditemukan dimana-mana,
konflik sosial adalah pertentangan antara segmen-segmen masyarakat untuk
merebutkan aset-aset yang bernilai. Menurut Karl Mark konflik yang paling menonjol
adalah cara produksi barang-barang material.
G.
Teori
masyarakat dari Hassan Sadily
Masyarakat adalah golongan besar
atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau karena
sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain.
BAB
II
METODE
PENELITIAN
Dalam karya
makalah ini, kami menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
2.1
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan observasi. Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati
masalah yang kita angkat. Dalam hal ini dilakukan oleh kami sebagai peneliti
menggunakan metode kualitatif dengan membandingkan antara kepustakaan dengan
kenyataan dilapangan sehingga kami menggunakan data primer dan data sekunder.
Data primer adalah dengan buku referensi dan situs web yang berhubungan dengan
tema makanan instans dan fastfood, sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari wawancara dengan masyarakat yang mengkonsumsi makanan cepat saji
atau fastfood.
2.2
Teknik analisis Data
Teknik analisis data dengan nonpositivisme, yaitu dengan penelitian
di lapangan dan membandingan dengan teori yang ada di referensi. Analisis data dibagi menjadi dua
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah penelitian yang menggunakan kalimat untuk mendeskripsikan sedangkan data kuantitatif adalah penelitian yang berupa angka, untuk mengolah datanya.
2.3
Teknik
pengambil Data
Teknik yang kami
gunakan dalam Pengumpulan Data yaitu :
1.
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah suatu cara pengumpulan data lewat sebuah literatur atau daftar koleksi
pustaka atau referensi yang relevan dengan Topik yang dibahas seperti
teks-teks, buku, majalah, jurnal, serta situs internet yang dapat digunakan
menjadi data primer dalam karya ini.
2.
Pengamatan (Observasi)
Pengamatan
(Observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat
informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.Yang mana dengan
metode ini peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap obyek dan subyek
yang akan teliti, yaitu masyarakat Indonesia dalam masalah mengkonsumsi makanan
instans atau fastfood.
2.4
Subyek dan Informan
Tika A.P
jurusan Administrasi pendidikan FIP dari universitas Negeri Malang, Aditya
Wahyu Septianto jurusan Bahasa Inggris FIB Universitas Brawijaya, Atoriq
Imanda (Fakultas Sastra, jurusan Dekave ’10), ibu
Fitri Andini bekerja di bidang Asuransi, Lisanatun Khasanah jurusan Matematika
FMIPA Universitas Negeri Malang, Juni Frisden Saranggih dari Universitas
Merdeka.
2.5
Tempat Penelitian
Temat penelitian di jalan Jombang
gang satu no 14 C Malang, di perum Melati blok E3 kepanjen kidul Blitar, jalan
terusan Surabaya Malang.
BAB III
PEMBAHASAN
2.5
Sejarah Dan Dampak Dari Budaya Asing Yang Masuk Dalam Masyarakat
Indonesia
Sejarah
terbentuknya budaya makanan cepat saji pasti dari budaya luar, diketahui awal
budaya tersebut berasal dari Eropa dan Amerika yang ingin membuat makanan
praktis dan mudah cara membuatnya. Makanan itu disebar di penjuru dunia
termasuk di Indonesia, makanan cepat saji dianggap sebagai makanan highclass,
cepat untuk disajikan, praktis, dan mudah cara membuatnya. Citra budaya
fastfood telah mendarah daging. Padahal masalah gizi belum tentu bertaraf
highclass. Makanan tersebut dianggap makanan modern yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nasi pecel, rawon, bakso, dan makanan budaya Indonesia
lainnya. Seperti yang diungkap oleh Barker dalam bukunya Cultural Studies bahwa
” Citra diri modernisme adalah citra keasyikan, janji kemajuan teknologi, dan
pudarnya tradisi yang digantikan dengan yang baru” (Barker, 2000:143).
Jika
kita perhatikan orang-orang yang dalam ekonomi termasuk golongan menengah ke
atas, mayoritas makanan fastfood menjadi pilihan menu sehari-hari, mengapa
demikian? Seperti yang dijelaskan tadi bahwa mainset orang Indonesia tentang
fastfood sudah tertanam bahwa makanan highclass, dan masyarakat Indonesia
sangat bangga dengan “Labelling”. Di cap jika makan makanan fastfood adalah
mereka yang berkecukupan ekonomi, mereka yang berbudaya modern, mereka yang
tidak kaku dalam perkembangan zaman, dan cap yang bagus-bagus lainnya.
Sebenarnya kita tidak sadar bahwa dengan hal semacam itu kita telah dijajah
secara perlahan oleh bangsa asing. Tapi sikap kita seolah-olah tidak dijajah,
namun malah menikmati penjajahan tersebut. Kenapa kami bisa mengatakan hal itu
sebagai penjajahan? Karena dalam kenyataan yang demikian, dengan budaya asing
tersebut, budaya asli kita akan lutur atau mungkin bisa hilang, kita sebagai
masyarakat Indonesia tidak memiliki ciri kebudayaan karena kebudayaan yang kita
serap dari budaya orang asing itu rata-rata ada di setiap negara, dan yang
terpenting dengan adanya perusahan-perusahan, rumah makan-rumah makan yang
menyajikan makanan cepat saji akan menggusur sedikit demi sedikit mata
pencarian bangsa karena orang-orang yang menjual makanan asli Indonesia kalah
saing dengan makanan instans tersebut. Sudah banyak pedagang yang gulung tikar
akibat kalah saing dengan rumah makan fastfood yang banyak peminatnya.
Alasan
berikut ini sangat sering kita dengar jika ada pembahasan budaya asing yang
diterapkan dalam budaya kita.” Seiring dengan berkembangnya zaman, membentuk
masyarakat yang komplek dengan segudang aktivitas akan membentuk kebudayaan
baru yang didukung dengan hubungan dengan masyarakat lain yang membawa
kebudayaan berbeda dengan kebudayaan sendiri”. Hal itulah yang dapat mengganggu
keharmonisan proyek identitas. Yang dimaksud proyek identitas adalah gagasan
bahwa identitas tidak bersifat tetap melainkan diciptakan dan dibentuk, selalu
dalam proses, dalam suatu gerak “berangkat” ketimbang sebagai gerak “datang”
(Barker, 2000: 142). Kebudayaan asing yang masuk dapat menimbulkan suatu bangsa
kehilangan jati dirinya, misalnya Indonesia jika di Eropa dan Amerika sangat
berkembang budaya makanan instans karena dari sanalah budaya tersebut, kemudian
di Indonesia juga berkembang budaya makanan instan, lalu apa bedanya budaya
Indonesia dengan budaya di Eropa atau di Amerika?. Bahkan Giddens (1994)
melihat modernisasi sebagai suatu “budaya resiko”. Ini tidak berarti katanya,
bahkan kehidupan modern secara inheren lebih berisiko. Ambiguitas, keraguan,
risiko, dan perubahan terus-menerus menjadi ciri-ciri pertanda modernisme
termanifestasikan dalam pembentukan diri (Barker, 2000:142). Pedagang yang
gulung tikar akibat kalah saing dengan rumah makan fastfood yang banyak
peminatnya.
2.6
Sikap Masyarakat Terhadap Budaya Fastfood Yang Populer Di Indonesia
Tanggapan masyarakat dengan adanya pengaruh budaya asing tersebut,
sekiranya disambut dengan suasana gegap gempita, seolah tidak sadar bahwa
budaya itu mengganggu keharmonisan budaya asli kita. Hal itu di karenakan
berbagai faktor. Banyaknya wanita karier yang seharusnya bertugas memasak
makanan, karena kesibukannya yang tidak terbendung sehingga sangat senang
dengan adanya makanan-makanan instan yang ada. Dengan ungkapan “kalau ada yang
mudah, ngapain harus repot”. Makanan cepat saji dianggap memiliki banyak
keuntungan untuk memenuhi kebutuhan makan pada saat sekarang ini. Karena mereka
beralasan bahwa makanan cepat saji itu mudah dibuat, harga terjangkau, mudah
didapat, praktis dan enak rasanya.
3.3
Cara-Cara Menanggapi Masalah Kebudayaan Asing Fastfood Yang Marak Di Masyarakat
Indonesia
Memang
sulit mengatasi masalah yang telah mendarah daging, apalagi masalah itu
dianggap tidak merugikan atau suatu hal yang sangat bermanfaat untuk efisiensi
hidup, di era sekarang ini. Kita tidak mungkin menyuruh orang untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang berbau luar. Karena lebih dari ribuan makanan yang
dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah merupakan produk dari asing. Namun, kita
harus mengubah pandangan kita tentang makanan siap saji atau makanan instan.
Bahwa angapan kita selama ini adalah salah. Makanan siap saji itu bukan makanan
yang berkelas tinggi, karena jika kita bandingkan dengan masakan Indonesia
sendiri tidak kalah dalam hal kandungan gizi. Malah dalam makanan instans pasti
terkandung zat-zat aditif yang jika kita mengkonsumsinya secara terus-menerus
akan membahayakan kesehatan tubuh.
Selain dalam hal kandungan makanan,
kita harus sadar bahwa kebudayaan asing itu akan menggerus kebudayaan kita
sedikit-demi sedikit. Bangsa besar adalah bangsa yang bangga dengan budayanya
sendiri. Tidak bangga dengan budaya orang lain. Bagaimana bangsa Indonesia mau
menjadi negara maju, jika masyarakatnya dengan bangganya membangga-banggakan
budaya yang dibawa bangsa lain.
3.4. Laporan wawancara
kelompok kami, dalam mengobsevasi masalah budaya makanan instans di lingkungan
sekitar
Wawancara
Budaya Makan Burger dengan Tika A.P jurusan Administrasi Pendidikan FIP
Universitas Negeri Malang
Burger merupakan
makanan cepat saji dari Amerika. Makan burger merupakan gaya makan orang-orang
barat. Dengan budaya komsumtif orang indonesia burger bisa di terima dengan
baik.Masyarakat indonesia bermenset bahwa orang yang makan burger adalah orang
yang penting dan berstatus sosial tinggi, dan dengan adanya menset itu orang
berlomba-lomba makan burger agar bisa di anggap sebagai orang penting.
Burger biasa ditawarkan di daerah pertokoan elit (dengan tempat yang nyaman dan
menarik) dan hal itu dianggapnya dapat memberikan nilai tambah baginya.lama-kelamaan burger pun menjadi sebuah kebudayaan barat
yang di ikuti masyarakat indonesia.
Aku: suka makan
burger tik?
Tika: suka banget
Aku: kenapa suka
makan burger?
Tika: soalnya
praktis, cepet sajinya, terjangkau, dan biar terlihat kayak orang barat gitu
Aku: bagaimana
sikap kamu dengan adanya budaya makan burger ?
Tika: ea di ikutin
aja, kan kita harus mengikuti perkembangan zaman dan biar engak di anggap kuper
atau engak gaul
Aku: bagaimana
tanggapan anda tentang adanya budaya makan burger ?
Tika: emang
sih makanannya terlihat higenis dengan penyajian yang di tata dengan sangat
baik tetapi sebenarnya bila kita sering mengonsumsinya itu kurang baik bagi
tubuh karena banyak mengandung lemak jahat.
Wawancara
Budaya Makan Burger dengan Juni Frisden Saragih dari Universat Merdeka
Furqan
: Bang Jun, abang kan suka
hamburger tu? Yang buat abang suka dengan hamburger itu apa sih ?
Bang
Juni : Rasanya enak, trus juga
makanan yang tergolong bergizi karena ada sayuran dan daging dalam hamburger
itu dan juga itu kan tergolong makanan dari luar jadi yaa terasa lebih
berkelaslah/gaul
Furqan
: Abang suka hamburger sejak
kapan ?
Bang
Juni : Semenjak abang menginjak
usia remaja yang pada saat itu berfikiran kalau kita udah makan-makanan luar
maka kita tergolong orang yang gaul dan update
Furqan
: Indonesia juga punya makanan yang enak dan
bergizi tu ya seperti sate dan gule yang kita makan kemarin nah kan itu kan
dari daging juga mana yang lebih enak ?
Bang
Juni : kamu kan tahu sendiri abang
juga suka makan sate dan kalau dipilih mana yang enak ya relatif samalah tapi,
abangkan udah terlanjur lebih suka sama burger dari pada sate.......ya biar nda
ketinggalan zaman gitu toh harganya lebih murah tuh.... hahahahhaaha LOL
Furqan
: owwww trus kalau abang di
kasih hamburger tapi bayar atau sate yang gratis abang pilih yang mana coba
Bang
Juni : Yaaa
satelah......hahahhahhaha
Furqan : hahhahaahhhahhaa just as expected
Bang! Bang !
Pengertian Minuman Bersoda (Joseph
Priestley, Discovery of Oxygen – Invention of Soda Water by Joseph Priestley)
Air
soda atau minuman berkarbonasi atau (carbonated water, club soda, soda water,
sparking water) adalah air yang di karbonasi yang di buat bersifat
efervesendengan penambahan gas karbon dioksida di bawah tekanan. Air soda mendapatkan
namanya dari garam natrium yang di kandungnya mengatakan senyawa “bergaram”,
menmbah kualitas yang berbeda bagi sejumlah minuman beralkohol.
Air soda juga merupakan
bahan baku bagi long drink dan koktail, dan air soda pun juga bisa langsung di minum.
Ø Dampak
bagi tubuh
Minuman bersoda seperti
Cocacola, Fanta, Sprite, memang nikmat dan segar di lidah dan tenggorokan,
apalagi diminum saat perjalanan jauh dan panas. Perjalanan menjadi lebih
menyenangkan dengan minuman mengandung soda ini. Karenanya minuman ini sangat
digemari oleh semua kalangan, bahkan ada yang menjadikannya sebagai minuman
harian, wouw..., apakah minuman mengandung soda itu selain segar dan nikmat
juga menyehatkan? atau malah sebaliknya?
Menurut para peneliti
dan para pakar, dibalik nikmatnya minuman bersoda itu menyimpan ancaman
berbahaya bagi para penikmatnya.
Inilah ancaman bahaya
(resiko)dari mengkonsumsi minuman bersoda :
1. Satu kalengnya
menyamai 10 sendok gula yang cukup untuk menghancurkan Vitamin B, dimana
kekurangan Vitamin B akan mengakibatkan buruknya pencernaan, lemahnya tingkat
kesehatan, tegangnya urat syaraf, pusing, sulit tidur, cemas dan kejangnya otot
2. Mengandung CO2 yang
menyebabkan lambung tidak bisa menghasilkan enzim yang sangat penting bagi
proses pencernaan, yang demikian itu terjadi jika mengkonsumsinya bersamaan
dengan makan, atau setelahnya. Juga menyebabkan peniadaan fungsi enzim-enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh lambung, yang selanjutnya tergganggunya proses
pencernaan dan pengambilan sari-sari makanan.
3. Mengandung kafein
yang menyebabkan meningkatnya frekuensi detak jantung, naiknya tekanan darah,
gula dalam darah, bertambahnya keasaman lambung, bertambahnya hormon-hormon
dalam darah yang kadang bisa menyebabkan radang dan terlukanya lambung serta usu
duabelas jari. Sebagaimana ia meningkatkan tekanan pada bagian bawah saluran
makanan yang menyebabkan tertolaknya makanan dan zat asam dari dalam lambung ke
tenggorokan (saluran makan), yang hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri dan
radang.Kafein juga menyebabkan orang menjadi ketergantungan, oleh karenanya
orang yang sudah terbiasa dengan minuman bersoda akan sulit untuk
menghentikannya karena pengaruh buruk kafein.
4. Mengandung zat asam
fosfor yang menyebabkan rapuh dan lemahnya tulang, khususnya pada usia
pertumbuhan, dimana yang demikian banyak menjadikan keretakan pada tulang.
5. Mengandung senyawa
asam fosforik, malik dan karboik yang menyebabkan tergerogotinya lapisan
pelindung gigi, sehingga gigi menjadi rapuh. Pernah dilakukan suatu percobaan
utk melihat efek minuman soda terhadap gigi. Gigi direndam dalam minuman soda
dan ternyata setelah beberapa hari giri tersebut sudah larut dalam rendaman.
Gigi dan tulang merupakan bagian dari tubuh manusia yang akan hancur paling
belakangan setelah kematian beberapa tahun, tetapi oleh minuman soda ga pake
lama hanya dalam hitungan hari gigi sudah bisa hancur, apalagi bagian organ
tubuh yang lebih lunak.
6. Mengandung zat kimia
buatan yang bisa merusak otak, dan menyebabkan hilangnya ingatan secara
bertahap, dan rusaknya fungsi hati.
7. Meningkatkan resiko
diabetes. Minuman bersoda dapat menyebabkan hormon insulin yang ada di dalam
tubuh tidak sanggup untuk mengubah zat gula tersebut menjadi gula otot
(glikogen). Akibatnya, gula darah (glukosa) akan meningkat dan membahayakan.
Diabetes juga merupakan salah satu penyakit yang bisa memicu penyakit yang
lain, misalnya stroke dan kerusakan jantung koroner. Jika Anda banyak
mengkonsumsi minuman bersoda, selain berpotensi menyebabkan diabetes, stroke
dan kerusakan jantung korone juga bisa terjadi.
8. Membahayakan ginjal
Penelitian yang
dilakukan di negara Amerika Serikat mengenai bahaya tersebut terhadap 3256.
Mereka rutin mengkonsumsi minuman bersoda minimal 2 kali sehari. Hasilnya,
sebanyak 30% responden mengalami kerusakan ginjal dan penurunan fungsinya.
Menurut para ahli, hal
ini terkait dengan kandungan minuman bersoda, yakni pemanis buatan, pewarna
buatan, kafein, dan asam fosfat
9. Meningkatkan resiko
terkena Kanker Pankreas
Penelitian di Amerika
Serikat, kandungan minuman bersoda dipercaya sebagai salah satu pemicu
timbulnya kanker pankreas. Dalam penelitian tersebut, 87% responden yang
minimal mengkonsumsi minuman bersoda 2 kali sehari mengalami peningkatan risiko
kanker pankreas.
10. Di Universitas
Delhi India pernah diadakan lomba minum pepsi cola, pemenangnya mampu minum 8
kaleng, dan tragisnya sang juara mati ditempat karena di dalam darahnya banyak
mengandung CO2, akibatnya darah tidak mandapatkan O2 secara normal.
11. Minuman bersoda
mengandung Bahan-bahan yang sangat keras, sehingga minuman bersoda bisa dipakai
untuk memudahkan mengangkat/membersihkan karat/korosi dari ACCU, kaberator,
closet yang sudah kotor dan mengangkat lemak dari pakaian.
12. Minum soda membuat
perut terasa penuh dan menurunkan keinginan Anda untuk makan makanan yang
sehat. Kalori kosong pada minuman soda ini tidak memberikan gizi apapun bagi
tubuh.
13. Para ahli
mikrobiologi dari Hollins University mengumumkan hasil penemuannnya dalam
International Journal of Food Microbiology. Hasil temuan dari penelitian
terhadap minuman bersoda ini adalah 48 % minuman bersoda mengandung bakteri
tinja (coliform) atau bakteri e-coli yaitu bakteri yang hidup dan berkembang
biak di tinja/fases. Dan bakteri tesebut resist/ tahan terhadap zat antibiotik
yang diujikan peneliti.
Nah, Bagi anda penggemar minuman soda ternyata besar
sekali resiko yang harus Anda dihadapi dari setiap tegukan minuman bersoda,
karena itu sebaiknya hentikanlah mengkonsumsinya dan bergantilah dengan minuman
yang lebih hieginis, demi kesehatan tubuh anda. Hingga saat ini dipercaya semua
kalangan minuman paling menyehatkan adalah minum air putih.
Ø Wawancara tentang budaya minum minuman softdrink
3
Atoriq Imanda
(Fakultas Sastra, jurusan Dekave ’10)
Kelompok
1 ; Apakah anda suka soft drink?
Atoriq ; Ya, saya suka
Kelompok
1 ; Alasannya apa kok anda suka soft
drink?
Atoriq ; Karena mudah di bawa, siap saji,
dan mudah di dapat dimana saja
Kelompok
1 ; Mulai menyukai soft drink sejak
kapan?
Atoriq ; Ya akhir-akhir ini sering minum
soft drink
Kelompok
1 ; Tepatnya kapan?
Atoriq ; Wah kalo di inget sih lupa
Kelompok
1 ; Apasih enaknya soft drink?
Atoriq ; Ya selain ada rasanya juga
menyegarkan
Kelompok
1 ; Soft drink itu terbuat dari apa
sih?
Atoriq ; Ya macam-macam sih, tergantung
merk
Kelompok
1 ; Soft drink yang anda suka apa?
Atoriq ; yang lebih suka yang berinisial
M******, selain menyegarkan juga menambah semangat, iklannya sih. Tapi saya
juga biasa-biasa aja hihi
Kelompok 1 ; Kalo anda tau, soft drink itu terbuat dari
apa sih?
Atoriq ; Waduh, saya kurang tahu. Saya
hanya mengonsumsi bukan pembuat
Kelompok 1 ; Menurut anda soft drink itu apakah
bermanfaat bagi tubuh?
Atoriq ; Ya gimana ya, kalo menurut saya
sih hanya penghilang dahaga
Kelompok 1 ; Kenapa sih anda lebih suka soft drink
ketimbang air mineral?
Atoriq ; Ya menurut saya sih soft drink
lebih banyak rasanya, kalo air mineral kan enaknya di minum sehabis makan atau
sehabis olah raga. Ya mungkin anda sendiri sudah banyak tau banyak orang lebih
memilih soft drink ketimbang air mineral
Kelompok 1 ; Kalo menurut anda soft drink itu sehat gak
sih?
Atoriq ; Ya enggak sih, iya di imbangi
dengan olah raga atau aktifitas yang lain
Kelompok 1 ; Menurut anda minuman-minuman ringan
seperti soft drink itu berpengaruh gak sih sama budaya kita?
Atoriq ; Ya berpengaruh banget lah. Zaman
sekarang sih apa yang nggak pingin orang coba, kalau maunya setiap orang juga
siap saji, kan budaya soft drink dari luar
Kelompok 1 ; Kenapa milih soft drink tidak seperti
kopi, teh, atau minuman lain yang di buat sendiri?
Atoriq ; Ya kan terlalu menunggu lama,
lagian juga ribet kenapa kita nggak milih yang siap saji aja
Kelompok 1 ; Apakah anda ketagihan soft drink?
Atoriq ; sot drink itu seperti rokok, dan
bila kita coba satu merk itu rasanya enak pasti kita akan membeli terus.
Ø Pengaruh
Budaya
Soft drink itu merupakan pengaruh budaya
dari barat. Pengaruhnya sendiri
efek dari meningkatnya konsumsi air
dalam kemasan yang berkarbonisasi yang memiliki banyak farian rasa. Sasaran
dari minuman berkarbonisasi ini adalah kalangan remaja dan dewasa.Padahal
sebagian besar dari mereka masih belum paham betul akan manfaat dan efek
samping dari minuman berkarbonisasi tersebut. Padahal banyak para peneliti yang
meneliti minum berkarbonisasi, contoh peneliti dari Denmark meneliti dan
menemukan bahwa minuman berkarbonisasi non diet meningkat kan kadar lemak yang
tidak bisa di lacak di dalam tubuh. Selain itu minum berkarbonisasi
bahan-bahannya terkait dengan penyebab hyperaktif dan kerusakan sel otak yang
terkandung dalam pemanis dan pewarna minuman berkarbonisasi tersebut.
Ø Pergeseran
untuk budaya indonesia
Bergesernya budaya mengonsumsi soft drink terlihat
dari restoran atau kedai (KFC, MCDonals, PizzaHut, dll) yang sekarang lebih
memilih minuman-minuman bersoda tersbut untuk di sandingkan dengan
makanan-makanan tersebut ketimbang teh, kopi, atau minuman lainnya, menurut
sebagian orang meminum minuman bersoda itu lebih terlihat gaya dan rasanya pun
lebih menyegarkan. Tidak hanya di kedai atau restoran besar yang menyediakan
minuman bersoda tetapi sekarang di warung bakso saja sudah banyak di temui
minuman bersoda, padahal dulunya para konsumen lebih menggemari minuman-minuman
sederhana seperti teh, kopi, jeruk dll, namun karena pengaruh globalisasi pula
kini menjadi berubah pola mengonsumsi nya.
Wawancara mengenai Fastfood yang
dilakukan dengan salah satu Informan yaitu Aditya Wahyu Septianto, Jurusan
Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang
Bisnis makanan cepat saji bukanlah bisnis baru di
Indonesia, terhitung sejak tahun 1991, restoran cepat saji Mc. Donald pertama
berdiri di Jakarta, lebih tepatnya di kawasan Thamrin. Sejak saat itu bisnis
ini mulai berkembang dan terus menunjukkan prospek yang menjanjikan sehingga mendorong
kepada pengembangan cabang-cabang hingga hampir terdapat di seluruh Indonesia
saat ini. Kurang lebih 23 tahun setelah pendirian gedung pertama, saat ini
restoran cepat saji tersebut telah menjadi suatu gaya hidup baru bagi kalangan
masyarakat urban di Indonesia. Maka dari itu, hal tersebutlah yang mendorong
kami untuk mengetahui lebih dalam tentang pengaruhnya saat ini dan
dampak-dampak apa saja yang mungkin muncul karena hal tersebut. Berikut ini
adalah lampiran wawancara mengenai budaya makanan cepat saji dalam masyarakat
urban.
Lampiran wawancara :
Abdhi : apakah
anda pernah makan makanan cepat saji alias fastfood?
Adit : ya,
tentu saja saya pernah
Abdhi : apakah
anda menyukainya?
Adit :
sebenarnya tidak begitu suka
Abdhi :
kira-kira kapan terakhir kali anda makan makanan fasyfood tersebut?
Adit :
kira-kira seminggu yang lalu
Abdhi : jika
berbicara fastfood pasti sangat
identik dengan beberapa restoran cepat saji, sebut saja salah satunya Mc.
Modal, menurut anda bagaimana tentang menu yang disajikan disana?
Adit : saya
rasa menu-menu yang disajikan disana kurang begitu baik untuk dikonsumsi secara
rutin untuk masyarakat secara umum. Pengalaman saya sewaktu pernah makan di
sana adalah saya merasakan ayam yang saya makan kurang begitu matang. Tentu
saja itu tidak sehat.
Abdhi :
bagaimana pengaruh menjamurnya tempat makan siap saji tersenut di Kota Malang?
Adit : hal
yang bisa kita lihat secara langsung adalah berubahnya gaya hidup masyarakat.
Selain itu dampak lainnya adalah lunturnya beberapa makanan tradisional yang
saat ini dinilai kurang praktis dan relatif lebih mahal.
Abdhi :
bagaimana sikap masyarakat terhadap hal tersebut?
Adit :
mungkin yang namanya pro dan kontra akan selalu ada dalam memandang sebuah
persoalan.
Abdhi : apa
alasan bagi mereka yang mendukung keberadaan restoran cepat saji tersebut?
Adit :
barang kali dengan alasan kepraktisan, mereka yang sibuk dengan karir akan
merasa terbantu, karena selain praktis, saat ini juga telah ada layanan pesan
antar yang sangat mendukung untuk memenuhi kebutuhan bahkan sampai dua puluh
empat jam.
Abdhi : lalu
bagaimana dengan yang kontra?
Adit : yang
kontra ini biasanya datang dari para pedagang atau pengusaha warung makan kecil
yang khawatir dengan adanya persaingan yang makin ketat, selain itu para orang
tua yang peduli dengan kesehatan buah hatinya juga merasa resa jika anak mereka
mulai gemar dengan makanan-makanan cepat saji tersebut.
Abdhi : lalu
apa saran yang mungkin anda bisa sampaikan kepada siapapun terkait dengan gerak
makanan cepat saji yang kian menguasai gaya hidup sekarang ini?
Adit :
untuk para pengusaha, harus dapat menuangkan inovasi-inovasi dalam persaingan
saat ini, selain itu promosi yang efektif juga perlu diperhatikan seperti
contohnya dengan mengadakan fesrifal jajanan daerah yang rutin diadakan dalam
jangka waktu tertentu.
Foto wawancara
BUMBU MASAKAN
INSTANT
A.
Pengertian
Di era yang
modern ini banyak sekali orang yang ingin memenuhi kebutuhannya dengan cara
instant, semakin banyak hal-hal yang dilakukan dengan mudah karena untuk
mempersingkat waktu agar praktis dan mudah seperti hal nya dalam hal masak
memasak misalnya bumbu masakan instant., yang menyebabkan perubahan bentuk
bumbu dan rempah dalam bentuk instant.
Bumbu instant
adalah suatu bumbu-bumbu yang terdiri dari berbagai campuran rempah-rempah yang
diolah dan diproses dengan komposisi tertentu. Biasanya bumbu instant terdapat
dua jenis yaitu berbentuk pasta dan berbentuk bubuk atau kering.
Bumbu-bumbu
yang terkenal di Indonesia saat ini misalnya Indofood, Royco, Kokita dll.
Merk-merk tersebut saat ini paling banyak diminati oleh konsumen di Indonesia.
Saat ini
masyarakat terutama masyarakat yang berkehidupan serba modern sangat menyukai
bumbu masakan instant selain praktis dan hiegienis juga harganya murah.
Akan tetapi
semakin banyak mengkonsumsi banyak makanan berupa instant bisa membahayakan
kesehatan .
B.
Dampak
Dalam kehidupan
yang semakin modern dan kompleks ini, banyak masyarakat yang ingin melakukan
sesuatu dengan cara yang serba instant tak terkecuali dengan urusan hal masak
memasak seperti menggunakan bumbu masakan instant. Akan tetapi jika masyarakat terus menerus
mengkonsumsi makanan yang berbau instant akan menimbulkan penyakit yang
berbahaya seperti menyebabkan kanker atau tumor dll. Tak itu juga makanan yang
instant juga mengandung banyak pengawet dan itu membuat berbahaya bagi
kesehatan tubuh.
C.
Kebiasaan
Cara hidup
serba praktis seperti ini merupakan pengaruh dari gaya barat yang ingin hidup
mudah dan praktis membuat masyarakat Indonesia juga mengikuti gaya hidup
seperti ini, mereka rela meninggalkan budaya mereka sendiri untuk mengikuti
pola gaya hidup kebarat baratan seperti mengkonsumsi makan makanan yang instant
yang cepat dan praktis.
Data Wawancara
dengan salah satu Ibu rumah tangga yakni ibu Fitri Andini bekerja di bidang
Asuransi tentang masalah bumbu instans
Saya : permisi,
selamat pagi bu
Ibu Fitri : iya
selamat pagi nak, ada perlu apa ya ?
Saya : begini
bu maaf sebelumnya menganggu, saya ada tugas dari kampus untuk membuat makalah
tentang pengaruh kebudayaan dan masyarakat. Saya dan kelompok saya memilih
topic tentang makanan cepat saji bu, termasuk bumbu masakan instant.
Ibu Fitri : hmm
begitu, iya saya sering memakai bumbu masakan instant
Saya : Mengapa
ibu memilih memakai bumbu masakan instant daripada bumbu alami ?
Ibu Fitri :
Karena praktis dan mudah disajikan, tidak ribet selain itu harganya juga murah.
Karena saya wanita karier jadi penyajianya juga cepat di waktu yang mepet.
Saya : Apakah
ibu setiap hari juga menggunakan bumbu masakan instant ?
Ibu Fitri :
Tidak juga, saya memakainya tergantung kebutuhan atau waktu saja, seperti pagi
hari kalau bangun kesiangan saya biasanya menyiapkan masakan menggunakan bumbu
instant agar mudah dan cepat.
Saya : Apakah
ibu tidak mengetahui dampak penggunaan atau pemakaian bumbu instant apabila
dikonsumsi secara terus menerus ?
Ibu Fitri : Ya
sebenarnya tahu donk, apabila dipakai secara terus menerus mengandung penyakit
dan berbahaya bagi kesehatan karena mengandung pengawet. Tapi bagaimana lagi,
sekarang jamannya modern mas semuanya sudah serba praktis. Orang orang sekarang
juga tidak mau ambil pusing dan repot.
Saya : owh …
begitu . Terima kasih atas waktu nya. Saya permisi dulu bu
Ibu Fitri : Iya
nak, sama-sama
Wawancara
tentang mie instans dengan Lisanatun Khasanah, jurusan Matematika FMIPA
Universitas Negeri Malang
Observer : apa yang
anda ketahui tentang makanan instans yang beredar di Indonesia?
Lisa : makanan
instans yang beredar di Indonesia sangat banyak jumlahnya, seperti mie instans,
bubur instan, sarden, spageti dan lain-lain
Observer : bagaimana
pandangan anda dengan produk mie instans yang sangat luas di budaya Indonesia?
Lisa : mie
instans adalah makanan cepat saji yang mudah ditemukan, ekonomis, mudah diolah
dan mempunyai banyak rasa, sehingga banyak diminati. Walaupun demikian, mie
instans berdampak buruk bagi kesehatan.
Observer : berapa
kali paling banyak anda mengkonsumsi mie instan dalam seminggu?
Lisa : dua
kali seminggu
Observer : pandangan
anda mengenai mie instans dari sudut pandang kesehatan dan daya saing terhadap
kebudayaan kita?
Lisa : jika
dipandang dari segi kesehatan, mie instans mempunyai banyak buruk terhadap
organ tubuh, seperti usus, lambung, bahkan hati. Karena dalam mie instans
banyak terkandung zat-zat kimia yang dapat merusak kesehatan. Jika dipandang
dari daya saing terhadap kebudayaan, mie instans jauh lebih diminati dari pada
makanan khas Indonesia atau budaya makanan asli Indonesia, seperti pecel, rujak
dan lain-lain. Hal ini dikarenakan mie instans lebih ekonomis, enak, mudah
dimasak, dan mempunyai banyak variasi rasa.
Observer : bagaimana
pendapat anda tentang masyarakat yang senang mengkonsumsi produk instans?
Lisa :
masyarakat yang sering mengkonsumsi produk instans mempunyai berbagai alasan,
seperti lebih cepat, lebih mudah mengolah, lebih murah, dan lain-lain. Namun
sebenarnya banyak dampak buruk yang diperoleh akibat produk instans tersebut.
Terutama adalah dalam bidang kesehatan. Padahal jika kita mau untuk memasak
sendiri akan lebih menguntungkan karena kita dapat memilih jenis bahan makanan
yang sesuai dengan selera kita.
Observer :
terimakasih banyak ya mbak lisa, atas informasi yang telah diberikan
.Lisa : iya
sama-sama J
DAFTAR RUJUKAN
Barker, Chris,
2000. Cultural Studies Theory And Practice. London. Sage Publication
Ihromi, T.O.
2006. Antropologi Budaya. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia
Kowntjaraningrat.
2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Pt Rineka Cipta
Raho, Bernard,
2007. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Ryan, 2003. Sejarah
Dan Maraknya Makanan Cepat Saji.(online) http://rayhanblogs.blogspot.com/2013/02/sejarah-dan-maraknya-makanan-cepat-saji.html
di akses 20 Pebruari 2014
Shadily,
Hassan,1983. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT Bina
Aksara
Soebiyati,
Soegiyono, Purwanto, Ngadiati, Suhartini, Wiratmaatja, 2006. Suatu Kajian
Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Ghalih Indonesia
Soekanto,
Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada
Soekanto,
Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Rajagrafindo
Persada